Semua sudah tahu; keesokan harinya diketahui 134 orang meninggal sia-sia. Beberapa hari kemudian jumlahnya terus bertambah hingga 137 orang. Ratusan kematian bukan di arena pertempuran adalah tragedi. Ironinya lagi arena kematian itu justru berada di dalam stadion sepakbola. Sebuah arena yang mestinya menjunjung tinggi sportifitas. Motto yang diusung setiap kali porwanas.
Nyawa tunas-tunas muda itu tidak bisa tergantikan, meski dengan penetapan puluhan tersangka sekalipun. Mereka adalah remaja-remaja yang malang di Kota Malang.
Penulis adalah wartawan senior yang juga Ketua Dewan Kehormatan PWI Provinsi Bengkulu.