BETVNEWS- Hanya tinggal menghitung hari, tahun 2022 akan segera usai. Dalam momen pergantian tahun baru, banyak orang merayakan dengan menyalakan kembang api.
Tahun Baru Masehi merupakan tahun dalam penanggalan Masehi. Kalender ini digunakan secara universal di seluruh dunia.
BACA JUGA:Ternyata ini Penyebab Kebakaran di Desa Sukarami I Kaur
Oleh sebab itu, mulai dari 31 Desember hingga 1 Januari, seluruh dunia akan merayakannya dengan berbagai cara.
Lantas, bagaimana sejarah perayaan tahun baru dimulai?
Asal-usul perayaan tahun baru tercatat pertama kali sekitar 4.000 tahun yang lalu atau sejak 2.000 Sebelum Masehi (SM).
BACA JUGA:Korban dan Pelaku Asusila di Ponpes Kota Bengkulu Bertambah, Cek Disini Tersangka Lainnya
Tujuan perayaan tahun baru ini adalah untuk menghormati datangnya tahun baru oleh bangsa Babilonia (1696-1654 SM). Mereka merayakan tahun baru dengan berbagai ritual, seperti festival keagamaan besar-besaran yang disebut Akitu selama 11 hari.
Hal ini juga dikemukakan oleh Anthony Aveni, seorang astronom dan antropolog di Universitas Colgate, New York, dan penulis buku "The Book of the Year: A Brief History of Our Seasonal Holidays".
Dijelaskannya, masyarakat zaman dahulu merayakan tahun baru dengan hal-hal yang berkaitan dengan tradisi atau ritual tertentu.
Banyak orang yang memukuli sudut-sudut kamarnya untuk menakut-nakuti makhluk-makhluk jahat yang berkeliaran di malam hari. Apapun bentuk perayaannya, dipercaya dapat membuat roh-roh jahat ketakutan.
Adapun munculnya perayaan tahun baru dengan pesta kembang api berkaitan dengan bangsa Tionghoa. Mereka pertama kali menemukan kembang api sekitar abad ke-7 Masehi.
BACA JUGA:2 OPD di Mukomuko Dibidik Kejari
Orang Cina menggunakan kembang api untuk mengusir roh jahat. Oleh karena itu, pada Imlek, bahkan di masa lalu, konon bisa menjadi cerminan dari hiruk pikuk yang identik pada perayaan tahun baru.