BETVNEWS- Kandungan emas di Kecamatan Seluma Ulu Talo dan Semidang Alas Maras (SAM) menjadi rebutan. Pasalnya, potensi kandungan emas di lokasi tersebut diperkirakan memiliki kandungan melebihi tambang emas yang dikelola PT. Freeport Indonesia di Timika, Papua.
Besarnya potensi tersebut membuat beberapa perusahaan berupaya mengurus perizinan. Padahal lokasinya merupakan kawasan hutan lindung (HL) di deretan Bukit Barisan Sumatera yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Wisata Air Terjun Batu Bekinyau Terbengkalai
Hal tersebut menimbulkan pro dan kontra. Pasalnya, hutan lindung memiliki peran yang krusial bagi kehidupan masyarakat sekitar.
Bukan tanpa alasan, pembukaan tambang emas dinilai berdampak buruk dibandingkan keuntungannya. Mereka yang menolak rencana pembukaan kawasan HL Bukit Sanggul menilai rencana itu akan mengancam lingkungan sekitar.
Lebih dari itu, pembukaan tambang juga dikhawatirkan akan berdampak pada perekonomian masyarakat.
BACA JUGA:Mengintip Potensi Emas di Bengkulu, Benarkah Bisa Kalahkan Freeport?
Terdapat beberapa ancaman bahaya di balik rencana pembukaan kawasan tambang emas di Kabupaten Ulu Talo dan Semidang Alas Maras (SAM) Kabupaten Seluma.
Pembukaan areal pertambangan dinilai berdampak pada penurunan kesehatan masyarakat, sekaligus mengancam daerah aliran sungai. Selain itu, dikhawatirkan juga berpotensi menghilangkan sumber air bersih dan menyebabkan penurunan kualitas udara.
Apalagi, aktivitas pertambangan akan menambah kebisingan dan mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Kegiatan penambangan juga akan memicu peningkatan erosi tanah, dan menimbulkan bencana ekologis yang dapat menimbulkan korban jiwa.
BACA JUGA:5 Kuliner Khas Rejang Lebong yang Wajib Dicoba, Lengkap dengan Harganya
Selain itu, pembukaan area penambangan juga akan mengancam flora dan fauna, bahkan menghilang.
Rencana pembukaan tambang juga akan berdampak pada perubahan persepsi masyarakat, hilangnya eksistensi sosial dan budaya, sehingga memicu konflik antara manusia dengan satwa liar akibat hilangnya habitat.