BENGKULU, BETVNEWS - Kisah Sukiran (60) warga Desa Tebat Monok Kabupaten Kepahiang, yang hidup serba terbatas hingga tinggal dalam gubuk berdinding bambu yang berdiri di lahan orang lain.
Tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya, yang serba mengalami keterbatasan ekonomi, kondisinya begitu memperihatinkan.
BACA JUGA:Kejar Target PAD Parkir, Dishub di Kabupaten Ini Gandeng Desa
Bapak yang memiliki 6 orang anak tersebut, tinggal di gubuk yang didirikan di atas lahan orang lain, dengan ukuran rumah 2x3 meter persegi.
Dengan serba keterbatasan ekonomi, dan kondisi yang jauh dari kata layak tersebut, keluarga ini memang sangat membutuhkan perhatian.
BACA JUGA:Beredar Kabar, 1 Tahanan Rutan Malabero Kabur
Hidup puluhan tahun di Desa tersebut, Sukiran sama sekali belum menerima ataupun tersentu bantuan, baik itu untuk renovasi rumah maupun beda rumah.
"Selama ini bantuan-bantuan ada, namun itu hanya sebatas sembako dan kebutuhan sehari-hari saja," ungkap Sukiran, Jum'at 20 Januari 2023.
BACA JUGA:Meski PPKM Dicabut, RSUD Ini Masih Siapkan Ruang Isolasi Covid 19
Sementara itu, berdasarkan pengakuan Sukiran bahwa dirinya hanya memiliki sebidang tanah yang tidak begitu luas, dan keseharian hanya bekerja serabutan atau upahan harian.
Dari hasil kerjanya tersebut, dari pekerjaannya tersebut jangankan untuk membangun rumah yang layak, untuk makan sehari-hari saja dirinya sudah sangat kesulitan.
BACA JUGA:Hadiri Rakornas, Ini Paparan Mahfud Md Soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Termasuk untuk listrik, dirinya juga masih menumpang kepada tetangga yang ada di sekitar tempat tinggalnya tersebut.
"Tidak hanya menumpang mendirikan pondok di sini, untuk lampu kami juga diberikan tumpangan tetangga," tambahnya.
BACA JUGA:Over Kapasitas, Ternyata Jumlah Warga Binaan di Lapas Ini Membludak