BETVNEWS - Kata 'hilal' sering terdengar ketika penentuan awal Ramadhan maupun Lebaran.
Bahkan, karena terlalu sering disebut, kata hilal mengalami perluasan makna menjadi suatu tanda munculnya sesuatu yang diharap-harapkan.
Simak penjelasan pakar astronomi terkait hilal.
BACA JUGA:Thoriqoh Naqsabandiyah Indonesia Gelar Suluk di Bengkulu Hingga Sumbar, Diikuti Ribuan Peserta
Hilal jugalah yang akan dicari serta ditentukan ketika sidang Isbat sebagai penentu awal 1 Ramadan 1444 Hijriah pada hari ini, Rabu sore 22 Maret 2023.
Lalu sebenarnya apa itu hilal?
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Kebakaran Hebat di Kota Bengkulu
Astronom dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bahwa hilal sebagai "bulan sabit muda".
Selain itu, peneliti astronomi dan astrofisika di BRIN, menyebut hilal adalah bulan sabit pertama yang dapat dilihat setelah maghrib serta menjadi penanda awal bulan hijriah.
BACA JUGA:Jam Kerja Berkurang, Sekda Ingatkan ASN Tetap Disiplin
Dalam penanggalan Islam, kalender yang dipakai adalah kalender Hijriah yang perhitungannya didasarkan pada peredaran Bulan.
Sebagai informasi, fase peredaran Bulan dimulai dari bulan mati, sabit tipis, kemudian berkembang menjadi purnama, sampai akhirnya kembali ke bulan sabit lalu hilang dari langit.
BACA JUGA:Sidang Isbat Penentuan Awal Puasa Ramadhan Bakal Digelar Sore Ini
Hilal merupakan bukti paling nyata adanya pergantian periode fase bulan yang sebelumnya didahului oleh bulan sabit tua serta bulan mati.
Pada konteks awal puasa Ramadhan, hilal menjadi bukti pergantian bulan Syakban ke Ramadhan.