Kondisi tersebut dianggap bakal menjadi pertimbangan utama ketika memutuskan akan memberikan diskon tarif tol atau tidak.
BACA JUGA:Daftar Wakil Indonesia yang Lolos ke Babak 16 Besar Swiss Open 2023
"Di satu sisi kita pahami aspirasi masyarakat untuk mendapat pelayanan lebih, namun di sisi lain kita juga mengerti kondisi keuangan mereka," ungkap Danang.
Menurut Danang, dengan kondisi yang sudah tanpa pembatasan layaknya di masa pandemi COVID-19 beberapa waktu yang lalu, maka tidak menutup kemungkinan pendapatan badan usaha tol mengalami peningkatan pesat.
BACA JUGA:Truk Hilang Kendali, Tabrak 2 Rumah Warga
Selain itu, soal diskon tarif, masyarakat juga diharapkan untuk selalu sabar menunggu keputusan dari para operator jalan tol.
Danang menambahkan, jika diskon tarif tol kembali diberlakukan, maka pengumumannya kemungkinan bakal dilaksanakan dua minggu sebelum Lebaran.
"Kita lihat kira-kira dua minggu sebelum lebaran apakah ada pengumuman dari mereka untuk memberikan diskon tarif," ujar Danang.
BACA JUGA:Cara Cek Bantuan Pangan Non Tunai Via Website dan Aplikasi
Menurut catatan dari berbagai sumber, diskon tarif tol pertama kali diperkenalkan pada tahun 2015.
Saat itu, tarif semua tol selama mudik lebaran diberikan diskon hingga 25-35% dari tarif normal.
Kebijakan tersebut berlaku untuk semua tol yang dikelola oleh BUMN PT Jasa Marga (Persero) Tbk maupun pihak swasta.
BACA JUGA:Bisa Pulang Jam 2 Siang, Berikut Rincian Jam Kerja ASN Selama Bulan Puasa Ramadhan
Tarif tol yang dikelola swasta diberikan diskon sebesar 25% , sementara untuk tol-tol yang dikelola Jasa Marga diberi diskon 35%.
Hal tersebut kemudian berlanjut sampai Lebaran 2016. Lain halnya dengan 2015, selama lebaran 2016, Jasa Marga hanya memberikan diskon tarif tol sebesar 20%.
Akan tetapi, diskon tersebut juga hanya berlaku bagi pengguna uang elektronik atau e-money. Saat mudik Lebaran 2016, terdapat sembilan ruas tol Jasa Marga yang diberikan diskon 20%.