"Benar orang tersebut bersalah dan bisa dituntut hukuman," jawab tuan hakim.
"Nah, begitu juga dengan hamba, tuan hakim. Di rumah hamba sedang memasak makanan lezat, dan Abu Nawas ini telah menghirup aroma masakan yang berasal dari rumah hamba. Sedangkan hamba tidak ikhlas tuan hakim. Bukankah itu termasuk perbuatan mencuri?" tanya Abu Jahal lagi.
"Oleh karena itu, hamba menuntut supaya Abu Nawas membayarnya," kata Abu Jahal melanjutkan.
"Ada benarnya ucapan Abu Jahal, tapi masak iya hanya gara-gara mencium masakan harus disuruh bayar," pikir tuan hakim.
Sementara Abu Nawas melihat gelagat tuan hakim yang tampak kebingungan menangani masalah ini. Abu Nawas tahu tuan hakim adalah orang bijak, tapi karena pintarnya Abu Jahal dalam mengolah kata, membuat tuan hakim jadi kebingungan.
"Begini saja tuan hakim, hamba mengaku telah bersalah dan hamba bersedia membayar," ujar Abu Nawas.
"Tapi Abu Nawas, apa kamu yakin?" tanya tuan hakim merasa tidak tega.
"Iya tuan hakim, hamba tidak keberatan," jawab Abu Nawas.