"Kelak (sebagian orang) mengatakan, "(Jumlah mereka) tiga (orang). Yang keempat adalah anjingnya." (Sebagian lain) mengatakan, "(Jumlah mereka) lima (orang). Yang keenam adalah anjingnya," sebagai terkaan terhadap yang gaib. (Sebagian lain lagi) mengatakan, "(Jumlah mereka) tujuh (orang). Yang kedelapan adalah anjingnya." Katakanlah (Nabi Muhammad), "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka. Tidak ada yang mengetahui (jumlah) mereka kecuali sedikit." Oleh karena itu, janganlah engkau (Nabi Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan yang jelas-jelas saja (ringan). Janganlah engkau minta penjelasan tentang mereka (penghuni gua itu) kepada siapa pun dari mereka (Ahlulkitab).
Cerita dimulai ketika para pemuda Ashabul Kahfi melarikan diri dari negaranya karena paksaan dari Raja Daqyanus untuk menyembah berhala. Untuk mempertahankan iman mereka, sekelompok pemuda tadi memilih bersembunyi di gua.
Mereka bersembunyi di Gua Rajib yang terletak sekitar 8 kilometer dari Amman, Yordania. Dalam perjalanan menuju goa, para pemuda Ashabul Kahfi juga berpapasan dengan seekor anjing.
Menurut Syekh Hamid Ahmat Ath Thahir Al Basyuni, anjing itu bernama Qathmair. Anjing itu kemudian mengikuti para pemuda itu dan ikut bersembunyi di sebuah gua.
Di dalam gua, para pemuda Ashabul Kahfi bisa leluasa beribadah kepada Allah sekaligus meminta perlindungan agar tidak dikejar tentara Raja Daqyanus. Sedangkan anjing bertugas menjaga para pemuda tersebut di luar gua.
Dijelaskan dalam Al Qur'an, untuk menjaga gua, anjing yang setia menjulurkan kakinya ke depan. Tujuannya agar orang yang ingin masuk ke dalam gua merasa takut.
BACA JUGA:Kisah Keledai Nabi Uzair, Bukti Kekuasaan Allah hingga Dijamin Menjadi Hewan Penghuni Surga
Allah SWT berfirman dalam surah Al Kahfi ayat 18, yang artinya:
"Engkau mengira mereka terjaga, padahal mereka tidur. Kami membolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedangkan anjing mereka membentangkan kedua kaki depannya di muka pintu gua. Seandainya menyaksikan mereka, tentu engkau akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka."
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menyatakan bahwa anjing tersebut kemudian dibaringkan dalam keadaan berlutut. Anjing itu juga tertidur di dalam gua bersama para tuannya, pemuda Ashabul Kahfi.
Menurutnya, kisah anjing Ashabul Kahfi diabadikan dalam Al-Qur'an sebagai penghormatan kepada hewan tersebut. Sebab, anjing tersebut telah membantu para tuannya dari pasukan kejam Raja Daqyanus.
Lebih jauh lagi, kekuasaan Allah SWT juga telah membuat kondisi tubuh anjing tersebut tetap terjaga selama 309 tahun seperti majikannya.
Karena kesetiaan dan perannya dalam melindungi pemuda Ashabul Kahfi, maka anjing tersebut dikatakan menjadi salah satu hewan yang akan masuk surga.
Wallahu'alam. (*)