Ketika melihat kedua malaikat itu, maka nyawa mayit orang itu akan gemetar dan lari pontang-panting, kemudian masuk ke dalam lubang hidung mayit.
Kemudian, layaknya saat menjelang kematian, mayit itu hidup mulai dari bagian dadanya. Namun ia belum bisa bergerak, hanya bisa mendengar serta melihat saja.
Malaikat Munkar dan Nakir kemudian memerintahkan mayit itu duduk, lalu mulai bertanya dengan sangat keras.
Malaikat Munkar dan Nakir membentak mayit tersebut dengan bengis. Padahal bagi mayit itu, tanah di sekelilingnya sudah seperti air. Tanah itu tembus, kemanapun dia bergerak.
Pertanyaan bagi orang beriman
Kedua malaikat itu bertanya,
"Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu? Apa kiblatmu?"
Bagi orang-orang yang mendapat pertolongan Allah serta diteguhkan dengan perkataan yang mantap, maka mereka bisa balik bertanya,
"Siapa yang menugaskan kalian berdua datang kemari? Siapa yang mengutus kalian kepadaku?"
Namun, hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh para ulama pilihan. Maka salah satu dari malaikat itu berkata pada satunya lagi,
"Dia benar. Dia dilindungi dari keburukan kita."
Lalu kedua malaikat itu membangun kubur mayit menjadi layaknya kubah yang besar. Kemudian mereka membuka sebuah pintu untuknya menuju ke surga di sebelah kanannya.
Selanjutnya, malaikat juga menghamparkan permadani dari sutra surga, dan ditaburi wewangian surga.
Dari pintu itu, angin lembut berhembus dari surga, kesegaran dan wanginya. Setelah itu, amalnya akan datang kepadanya dalam bentuk manusia yang paling ia sukai.
Amal tersebut menghiburnya, serta mengajaknya bicara dan memenuhi cahaya di dalam kuburnya.