Tradisi Pernikahan Aneh 5 Suku di Dunia, Nomor 2 Pengantin Wanita Harus Diludahi

Rabu 05-07-2023,09:43 WIB
Editor : Ria Sofyan

Sebelum acara makan dimulai, keluarga terlebih dahulu meminum 3 gelas vodka atau anggur merah yang disediakan. Semakin tinggi status ekonomi pengantin dan keluarganya, maka semakin banyak pula hidangan berbahan dasar daging di atas meja makan. 

BACA JUGA:Tradisi Budaya Masyarakat Seluma Bengkulu Sambut Idul Adha, Nangguak Ikan di Tebat Ratu

2. Meludahi Pengantin Wanita (Kenya)

Kenya, terutama suku Maasai memiliki tradisi pernikahan tak biasa. Ayah dari pengantin wanita akan meludahi dada dan kepala anak perempuannya pada hari pernikahan. 

Hal tersebut dipandang sebagai sbeuah ungkapan pemberkatan dan selamat tinggal untuk sang anak yang akan mengaruhi kehidupan barunya. 

3. Tradisi Pernikahan Pohon (India)

Di beberapa daerah di India, terdapat tradisi pernikahan pohon atau yang dikenal dengan "Vat Savitri". Pasangan pengantin menikah di bawah pohon banyan dan mengikat tali pada pohon tersebut sebagai tanda hubungan abadi mereka. Pohon banyan dianggap sakral dan melambangkan keabadian dan kekuatan.

BACA JUGA:4 Tradisi Budaya Jelang Idul Adha di Indonesia, Manten Sapi Hingga Jemur Kasur, Unik dan Sarat Makna

4. Pengantin Wanita Dilempari Oleh Tamu (Skotlandia)

Di Skotlandia, ada tradisi pernikahan yang unik, yaitu pengantin wanita harus dilemparkan oleh para tamu pernikahan dengan benda-benda yang kotor seperti telur, kacang, dan kue. Tujuannya adalah untuk menguji kesabaran dan ketabahan calon pengantin dalam menghadapi masalah.

BACA JUGA:Jaga Tradisi Leluhur, Ini 12 Suku Terasing di Indonesia yang Bertahan Hingga Sekarang

5. Memukul Telapak Kaki Mempelai Pria (Korea Selatan)

Tradisi ini dilakukan pada malam sebelum pernikahan, di mana teman-teman mempelai pria melepas kelelahan dan mengurangi stres dengan cara memukul telapak kaki mempelai pria dengan tongkat bambu yang disebut "Jjukkumi". Jjukkumi biasanya dibuat dari bambu yang sudah kering dan dipotong sepanjang sekitar 30 cm. 

Sementara itu, tujuan dari tradisi ini adalah untuk memberikan keberanian dan kekuatan kepada mempelai pria agar siap menghadapi pernikahan dan masa depannya.

(*)

 

Kategori :