Dilansir Pulse Nigeria, saat festival ini diselenggarakan, para pemuda akan dikumpulkan di depan umum dan dicambuk demi membuktikan ketahanan, serta keberanian.
BACA JUGA:Sejarah Tradisi Bakar Tongkang, Awal Mula Datangnya Etnis Tionghoa ke Bagansiapiapi
Kalau seorang anak laki-laki dapat bertahan hidup, mereka bisa dikatakan telah resmi menjadi seorang pria dan siap untuk menikah.
BACA JUGA:Suku Himalaya Punya Tradisi Aneh, Sebelum Menikah Para Perempuan Wajib Penuhi Syarat Ini
Festival dilakukan dua kali setahun, selama musim kemarau ketika jagung guinea dipanen, dan ketika umat Islam merayakan Idul Fitri.
Ada banyak kegiatan lain selain cambuk, seperti pertunjukan pesulap, penyanyi, dan penari gadis.
BACA JUGA:Beauty is Pain! Tradisi Menyakitkan Perempuan di Suku Afrika Ini Buktinya
Semuanya akan dimulai ketika para anak laki-laki bertelanjang dada, serta siap menjadi laki-laki dewasa dan menikah. Para pria dikawal oleh wanita lajang yang juga siap menikah mereka berkumpul di alun-alun pasar.
BACA JUGA:5 Tradisi Aneh Suku di India Bikin Geleng-geleng Kepala, Ada yang Makan Mayat
Kemudian ada tabuhan gendang, sorak sorai penonton dan ketakutan dari anggota keluarga yang berharap anaknya tidak mengecewakan atau mempermalukan mereka, karena tidak mampu menahan cambukan.
BACA JUGA:Suku Zoe Amazon, Suku Pedalaman Paling Bahagia, Junjung Tinggi Tradisi Musyawarah Mufakat
Kemudian cambuk secara resmi dimulai dan ada wasit yang memeriksa untuk memastikan orang-orang ini dicambuk dengan benar. Wasit ini juga ada di sana untuk segera mendeteksi siapa pun yang gagal dalam tes ini.
BACA JUGA:Tradisi Nyotaimori, Cara Orang Jepang Makan Sushi di Atas Tubuh Manusia
Beberapa orang diantaranya mengatakan mereka menggunakan jimat untuk menahan rasa sakit. Karena yang tertangkap basah meringis atau menangis, dikatakan gagal dan disebut sebagai pengecut, serta aib keluarga.
BACA JUGA:5 Tradisi Malam 1 Suro di Indonesia yang Sakral dan Penuh Makna