BENGKULU, BETVNEWS - Salah satu yang menjadi kendala dalam bidang pertanian, bahwa saat ini kurangnya minat anak-anak muda yang ingin turun dan berkecimpung langsung dalam sektor pertanian.
Generasi muda saat ini seakan anti untuk menekuni profesi sebagai petani, dan lebih tertarik untuk bekerja swasta atau berlomba-lomba untuk menjadi seorang abdi negara.
BACA JUGA:Kepada Masyarakat, Jonaidi, SP: Jangan Jual Suara Untuk Menentukan Pemimpin
Hal ini bukan tanpa alasan, karena memang banyak kaum muda menilai bahwa berprofesi sebagai petani bukanlah hal yang dapat dibanggakan, karena bukan profesi bonafide sehingga tidak memilih untuk menekuninya.
Jonaidi, SP, MM Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, saat mengikuti kegiatan kelompok tani di Kabupaten Seluma.--(Sumber Foto: Tim/Betv).
Sepertinya menjadi abdi negara, seperti ASN atau pegawai kantoran memang dianggap sebagai pekerjaan yang paling diidamkan oleh anak-anak muda.
Padahal jika bicara dalam sisi pendapatan, bahwa menjadi seorang petani yang modern tidak kalah dengan gaji seorang ASN maupun pegawai swasta lainnya, dengan syarat harus ditekuni sepenuhnya.
Oleh karena itu, agar regenerasi di sektor pertanian akan terus terjaga, Ketua komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Jonaidi, SP menghimbau dan berharap agar anak muda tidak malu untuk menjadi petani, karena selain menjanjikan bertani juga merupakan profesi yang mulia.
BACA JUGA:Dewan Pertama Reses di Desa Suban, Jonaidi, SP : Ini Menjadi Catatan Khusus Bagi Saya
Bahkan dirinya menginisiasi dan mengajak, agar anak-anak muda khususnya orang tuanya merupakan petani supaya bisa bergabung dalam organisasi Pemuda Tani.
"Kita semua berharap, supaya anak muda tidak malu ataupun gengsi menjadi petani. Karena jika anak muda semakin banyak menekuni Tani dengan baik, ke depan Indonesia akan bebas Impor, begitupun sebaliknya," sampai Jonaidi, SP.
BACA JUGA:Kasus Penganiayaan Guru, Jonaidi, SP: Guru Merupakan Profesi Mulia, Seharusnya Dihormati
Akan tetapi, sebagai petani milenial tentu anak muda tidak bertani secara kuno dengan tidak melihat perkembangan zaman. Kendati terjun ke sektor pertanian maka harus mengetahui teknologi maju dan lebih baik dari petani konvensional.
"Jelas harus beda dengan petani konvensional, para petani muda harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga hasil produksi lebih efisien," demikian tutupnya. (ADV)