BETVNEWS - Morinda citrifolia atau buah mengkudu menawarkan banyak manfaat kesehatan untuk tubuh, diantaranya meredakan nyeri sendi dan mengelola tekanan darah.
Buah mengkudu merupakan salah satu buah yang banyak tumbuh di daerah Asia Tenggara. Memiliki rasa yang pahit membuat buah satu ini jarang dikonsumsi, padahal manfaat yang tersimpan di dalamnya sungguh luar biasa.
Diketahui buah mengkudu mampu mengatasi berbagai permasalahan kesehatan seperti meredakan nyeri sendi, melindungi jantung, meningkatkan kesehatan otak, kulit, mata, hingga membantu mengontrol tekanan darah.
BACA JUGA:Kenali 7 Manfaat Lidah Buaya Untuk Kesehatan Wajah, Bisa Menghalau Penuaan Dini
Manfaat tersebut bisa dinikmati dengan mengkonsumsi buah mengkudu itu sendiri baik secara langsung atau diolah menjadi jus.
Khasiat luar biasa buah mengkudu ini tidak lepas dari vitamin dan nutrisi yang dimilikinya seperti vitamin C, zat besi, kalsium, dan berbagai sifat antioksidan lainnya.
Vitamin C yang terdapat di dalam buah mengkudu mampu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga lebih kebal terhadap serangan penyakit
Melansir dari halodoc.com, berikut kandungan dan manfaat buah mengkudu untuk kesehatan:
BACA JUGA:Jerawat Membandel Bisa Hilang, Cukup Gunakan Ekstrak Daun Kemangi, Cek 7 Manfaatnya untuk Kesehatan
Kandungan Nutrisi Mengkudu
- Kalori: 5,1 kkal
- Karbohidrat: 1 gram
- Gula: 1 gram
- Natrium: 5,1 miligram
- Vitamin C: 9 miligram
- Zat besi
- Kalsium
- Potasium
- Tembaga
- Magnesium
- Asam lemak
- Polisakarida
BACA JUGA:Jerawat Membandel Bisa Hilang, Cukup Gunakan Ekstrak Daun Kemangi, Cek 7 Manfaatnya untuk Kesehatan
Manfaat Mengkudu untuk Kesehatan
1. Meredakan nyeri sendi
Manfaat buah mengkudu untuk kesehatan yang pertama adalah membantu meredakan nyeri sendi. Diketahui bahwa, gangguan kesehatan tersebut dapat disebabkan radikal bebas sehingga terjadi perdangan pada persendian.
Kandungan antiinflamasi pada buah mengkudu dapat mengatasi rasa sakit dibagian persendian. Hal tersebut menjadikan buah mengkudu banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Hal ini, telah dibuktikan oleh penelitian food pada tahun 2018.