BENGKULU, BETVNEWS - Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso mengatakan, bahwa pembangunan penataan kawasan taman wisata Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) dilakukan tahun 2025.
"Tahap pertama mulai dibangun di 2025 dengan proses dimulai dari bulan November dilakukan tender perencanaan dan pengawasan," ujar Tejo.
BACA JUGA:Dikbud Kota Bengkulu Minta Kepsek Awasi Siswa Selama MPLS di Tahun Ajaran Baru
Dikatakan Tejo, Kementerian PUPR akan melakukan Forum Group Discussion (FGD) ke II terkait desain baru permintaan dari Gubernur Bengkulu dan sistem pengelolaan kedepan telah taman dibangun.
"Kementerian akan mendengar dulu seperti apa sistem pengelola yang ditawarkan oleh daerah karena agar tidak terbengkali seperti pantai panjang. Kemudian kemampuan masyarakat membayar ke objek tersebut," terangnya.
BACA JUGA:Kisah Pak Syukur, Puluhan Tahun Jadi Fotografer Keliling di Rumah Pengasingan Bung Karno
Sementara dari sisi anggaran sudah disediakan sebesar Rp10 miliar untuk perencanaan dan pengawasan termasuk uji publik dan lainnya. Namun pembangunan fisik akan disiapkan peada tahun 2025 sebesar 50 miliar.
"Kebutuhan sekitar Rp75 miliar untuk tahapan pertama Rp45 miliar dan tahap kedua 2026," jelasnya.
BACA JUGA:Anggaran Pembangunan SPAM Regional Benteng Kobema Mencapai Rp1,2 Triliun
Untuk diketahui DDTS akan dikembangkan menjadi Taman Wisata Edukasi Alam, sarat dengan edukasi yang eksklusif serta mengedepankan story telling budaya Bengkulu dan ramah lingkungan.
DDTS nantinya akan menjadi ikon baru, selain objel wisara Pantai Panjang Bengkulu yang letaknya dalam Kota Bengkulu. Dengan luas 577 hektare, DDTS juga akan dibuat wisata dayung yang memungkinkan pengunjung menikmati pemandangan danau dengan menggunakan fasilitas jetty.
BACA JUGA:Penipuan Jual Beli Tanah Milik Pemprov Bengkulu, Warga Sawah Lebar Rugi Puluhan Juta
Sementara untuk menunjang kegiatan besar, lanjutnya, baik event besar maupun umum untuk menggerakkan ekonomi daerah, nantinya di kawasan wisata DDTS juga akan dibangun amphitheater.
Selanjutnya, mengakomodir UMKM yang variatif dan sesuai dengan kekhasan daerah. Sekaligus mengakomodir biota endemik yang ada seperti Anggrek Pensil dan Kantong Semar. (Ilham)