BENGKULU, BETVNEWS – LPPM Universitas Bengkulu (UNIB) menggelar sosialisasi konservasi penyu dan pelepasan tukik bersama anak-anak PAUD dan kelompok pengelola penyu Alun Utara Bengkulu Tengah (Benteng).
Kegiatan ini juga mencakup penyerahan alat pengukur kualitas air dan filter kolam pembesaran, pada Senin 19 Agustus 2024.
BACA JUGA:Tetap Ngantor di Hari Kerja, Bupati Erwin Hanya Cuti Saat Kampanye
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Ketua Program Pengabdian Kepala Masyarakat Skema Pengabdian Berbasis Riset (PPM-R) Unib, Dr. Yar Johan, S.Pi, M.Si, didampingi oleh Prof. Agustin Zarkani, S.P., M.Si., Ph.D., Dr. Nesna Agutriana, M.Pd., dan Yenni Putri Sari, M.Sc.
Peserta acara meliputi 12 anak dan 2 guru dari TK IT Aula Duna Kota Bengkulu serta ibu-ibu pengelola kelompok penangkaran penyu Alun Utara dan pengelola penyu Alun Utara.
BACA JUGA:Bersinersi dengan Pemerintah Daerah, Kormi Rejang Lebong Jaring Bibit Atlet Fornas 2025
Menurut Dr. Yar Johan, Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki sumber daya pesisir dan laut yang melimpah, termasuk ekowisata bahari.
Namun, masalah utama yang dihadapi adalah pencemaran dan kerusakan sumber daya. Salah satu solusinya adalah konservasi.
Ekowisata bahari berkelanjutan memerlukan perlindungan dan pengelolaan yang bertanggung jawab.
BACA JUGA:Bawa Sajam, Pemuda Diamankan Satreskrim Polres Kaur
Dr. Yar Johan menjelaskan bahwa salah satu permasalahan di wilayah pesisir dan laut Kabupaten Bengkulu Tengah adalah kerusakan habitat penyu dan perdagangan telur penyu, yang mengancam kelangsungan hidup penyu.
"Kehadiran mitra pengabdian ini sangat tepat untuk mengatasi masalah yang ada. Mitra kegiatan pengabdian masyarakat berbasis riset ini adalah Kelompok Penangkaran Konservasi Penyu Alun Utara," ujar Dr. Yar Johan.
BACA JUGA:MPP Seluma Segera Dilengkapi Fasilitas Balai Nikah Gratis
Kelompok Penangkaran Konservasi Penyu Alun Utara didirikan pada 2 Mei 2016 dan telah melakukan berbagai kegiatan, termasuk penetasan telur penyu.
Pada tahun 2016, kelompok ini menangkarkan 531 telur dengan 415 menetas dan 116 gagal menetas.