BENGKULU, BETVNEWS - Sejak pertama kali ditemukan pada bulan September lalu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu mencatat jumlah hewan ternak yang terdampak oleh wabah sapi ngorok hingga saat ini sebanyak 865 ekor dilaporkan positif terinfeksi.
Sedangkan177 hewan ternak lainnya dinyatakan mati akibat penyakit ini.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. Indah Permatasari mengungkapkan bahwa Kabupaten Bengkulu Selatan menjadi kabupaten tertinggi wabah sapi ngorok dengan jumlah 764 ekor.
Kemudian disusul Kabupaten Kaur sebanyak 100 ekor dan 1 kasus terbaru di Kepahiang.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Terus Berupaya Tertibkan Gelandangan dan Pengemis di Jalanan
BACA JUGA:Jelang Debat Publik Perdana Pilwakot Bengkulu, Siapakah yang Akan Menangkan Hati Rakyat?
"Penyakit SE atau dikenal dengan sapi ngorok ini, sejak ditemukan pertama kali di Bengkulu Selatan sampai pada bulan September sampai pada hari ini ada 865, terbanyak di Bengkulu Selatan dengan jumlah 746 ekor, dan Kaur sebanyak 100 ekor dan ini kita baru dapat laporan tenyata di Kepahiang ada 1 kasus yang positif," kata Indah Rabu 23 Oktober 2024.
Lebih lanjut Indah menjelaskan, saat ini pihaknya telah menerima vaksin tambahan sebanyak 2.000 dosis dan berencana akan terus mengusulkan ke Kementerian.
"Jadi Alhamdulillah setelah kemarin kita dapat 1.000 dosis saat ini kita juga sudah terima sebanyak 2.000 vaksin tambahan yang telah didistribusikan ke Bengkulu Selatan sebanyak 1.000 dosis, ke Kaur 500 dan ke Seluma 500 dosis dan ini kita terus akan mengusulkan karena kasus yang terus-menerus bertambah," jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bengkulu, drh. Yeni Misra mengajak peternak untuk waspada dan gencar dalam melakukan sistem pemeliharaan yang sempurna.
BACA JUGA:Digelar 26 Oktober, Debat Perdana Pilwakot Bengkulu Disiarkan Langsung BETV
BACA JUGA:Genjot PAD, Bapenda Kota Bengkulu Pasang 150 Tapping Box di Hotel hingga Tempat Hiburan
Serta mengimbau kepada peternak untuk segera melaporkan ke tenaga kesehatan terdekat jika hewan ternak mulai menunjukkan gejala-gejala seperti berukurang nya nafsu makan, munculnya benjolan di leher dan mulai mengeluarkan suara ngorok.
"Makanya kita selalu bilang ke peternak agar mereka waspada dan menjaga ternak nya dengan baik, kalau sudah ada gejala seperti kurang nafsu makan, ada benjolan di bagian leher dan mulai adanya suara ngorok peternak diharapkan untuk segera melaporkan ke tenaga kesehatan agar segera diobati dan ditangani", jelas Yeni.