Bayi memiliki tubuh yang sensitif terhadap perubahan suhu sehingga perubahan suhu secara tiba-tiba, seperti berpindah dari tempat yang hangat ke dingin, bisa menyebabkan diafragma bereaksi dan memicu cegukan.
Oleh sebab itu, usahakan agar bayi tetap berada di suhu yang stabil dan nyaman untuk mengurangi kemungkinan cegukan yang disebabkan oleh perubahan suhu.
BACA JUGA:Buah Kedondong Punya 8 Fakta Menarik, Tidak Hanya Kaya Vitamin C
BACA JUGA:Buah Kedondong Baik bagi Kesehatan Tubuh, Cek Manfaat Lainnya di Sini
4. Menelan Udara saat Menangis
Saat bayi menangis terlalu lama atau terlalu kuat, udara bisa masuk ke perutnya dalam jumlah besar.
Udara yang masuk ini bisa menyebabkan perut bayi terasa penuh dan menekan diafragma sehingga memicu cegukan.
Untuk mengurangi cegukan akibat menangis ini, sebaiknya segera menenangkan bayi sebelum ia terlalu lama menangis dan menghirup terlalu banyak udara.
BACA JUGA:Tidak Hadiri Tes CAT, 32 Pelamar CPNS Pemkot Bengkulu Dinyatakan Gugur
BACA JUGA:Dikbud Kota Bengkulu: Peogram Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berlanjut hingga 2025
5. Perkembangan Sistem Saraf yang Belum Matang
Pada usia dini, sistem saraf bayi masih berkembang dan belum sepenuhnya matang.
Oleh sebab itu, hal ini bisa membuat bayi lebih rentan mengalami kontraksi diafragma yang tidak teratur sehingga dapat menyebabkan cegukan.
Cegukan akibat sistem saraf yang masih berkembang ini biasanya akan berkurang seiring pertambahan usia bayi.
BACA JUGA:Kunjungan Mensos RI ke Kota Bengkulu Dijadwalkan Ulang
BACA JUGA:BPOM Bengkulu Gandeng Lintas Sektor Perkuat Pengawasan Obat dan Makanan Jelang Nataru