BENGKULU, BETVNEWS - Sebanyak 6 pelajar asal Seluma tingkat SD dan SMP berhasil menyabet juara 1 dan 2 dalam gelaran festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Bengkulu 2024.
Dalam kegiatan festival tunas bahasa ibu tingkat Provinsi Bengkulu yang dilaksanakan pada 13-15 November lalu, pelajar perwakilan Seluma menyabet berbagai juara perlombaan.
BACA JUGA:Rohidin Mersyah-Meriani Dapat Dukungan dari Ikatan Keluarga Bengkulu di Jepang
Adapun lomba yang dijuarai oleh pelajar Kabupaten Seluma yakni, Juara 1 Pidato (SDN 156), Juara 1 komedi tunggal (SMP 20 Seluma), Juara 1 Tembang Tradisi (SMP 44 Seluma), Juara 2 menulis dan membaca aksara ulu (SDN 156 Seluma), Juara 2 mendongeng (SDN 156 Seluma) dan Juara 2 Tembang Tradisi (SMP 5 Seluma).
Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Bengkulu 2024, diikuti ratusan pelajar SD dan SMP se-Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:SPAM Kobema Mulai Beroperasi Tahun 2025 di Kecamatan Sukaraja Seluma
Acara tahunan ini menghadirkan lomba bercerita, mendongeng, pidato, dan menulis aksara ulu untuk SD; serta menulis cerpen, kembang tradisi, dan stand-up comedy untuk SMP.
Farzian S.Pd Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Seluma mengatakan, bahwa untuk hasil dari perlombaan perwakilan Seluma menyabet semua juara dan hasil tersebut cukup membanggakan karena diikuti se-Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Debat Kedua Pilbup Seluma: Erwin Sebut 99 Persen Masyarakat Sudah Menikmati Layanan Kesehatan
"Enam perlombaan kita semuanya juara, ada juara satu dan juara dua. Untuk total perwakilan dari Seluma yakni sejumlah 9 orang, SD dan SMP. Yang jelas dengan dibuktikan dari kejuaraan ini, pelajar Seluma memiliki potensi yang luar biasa dan ini salah satu pencapaian luar biasa" jelas Farzian.
BACA JUGA:Kajati Bengkulu Kunjungi Kejari Seluma, Minta Jajaran Jaksa Harus Netral di Pilkada Seluma
Ia berharap, untuk gelaran perlombaan kedepan Seluma terus akan mengirimkan perwakilan, ia juga menjelaskan kemajuan dunia pendidikan Kabupaten Seluma sungguh cepat. Seperti pengembangan bahasa daerah dan membaca aksara ulu akan terus berlanjut.
"Saya berharap bahasa daerah tetap hidup meski zaman berubah, diera moderen dan teknologi saat ini bahasa daerah dan budaya kita jangan sampai dilupakan," ungkapnya.
Ia menambhakan, pembelajaran bahasa daerah yang dimulai dari aksara ulu di tingkat sekolah ini, menurutnya, mampu menggugah kesadaran masyarakat, tenaga pendidik, serta pemerintah daerah untuk bersama-sama melestarikan bahasa daerah.