BENGKULU, BETVNEWS - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu memberikan klarifikasi terkait penurunan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Seluma.
Penurunan harga tersebut disebabkan oleh praktik panen buah sawit yang belum matang sempurna oleh para petani dan pengepul, sehingga memengaruhi kualitas buah dan berdampak tidak langsung pada nilai Indeks K.
Yuhan Syahmeri, SP.MP., Sub Koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, menjelaskan bahwa Indeks Kinerja (Indeks K) adalah salah satu faktor utama dalam menilai keberhasilan perusahaan minyak kelapa sawit.
"Indeks K terdiri dari beberapa komponen penting yang mencerminkan aspek-aspek vital dalam produksi dan distribusi minyak kelapa sawit," ujar Yuhan.
BACA JUGA:Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Peringatkan Bahaya Alih Fungsi Lahan Pertanian
BACA JUGA:DTPHP Provinsi Bengkulu Gelar Evaluasi dan Penyusunan Program Penyuluhan Pertanian 2025
Ia menegaskan, untuk meningkatkan nilai Indeks K di masa mendatang, para petani sawit diharapkan memanen buah sawit yang telah benar-benar matang.
Hal ini akan membantu dalam proses pengolahan yang menghasilkan produk turunan minyak kelapa sawit berkualitas baik.
“Kalau petani punya pola panen yang bagus, maka harga TBS juga akan menjadi bagus. Jangan mengikuti nafsu untuk memanen semua buah, termasuk yang belum matang, hanya karena kebutuhan menjelang lebaran,” pungkas Yuhan.
Langkah ini diharapkan dapat membantu para petani menjaga kualitas hasil panen mereka, sehingga memberikan dampak positif pada harga TBS di pasar dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
BACA JUGA:Polda Bengkulu Jalin Kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah dan DTPHP Provinsi Bengkulu
BACA JUGA:Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Dorong Penanaman Padi Biofortifikasi untuk Cegah Stunting
(ADV)