Paparan berlebihan terhadap perangkat digital juga dapat menyebabkan anak menjadi ketergantungan terhadap gadget ini.
Anak yang mengalami ketergantungan ini sering kali merasa sulit untuk menikmati aktivitas lain yang lebih bermanfaat, seperti bermain di luar atau membaca buku.
Ketergantungan ini tentunya dapat memperburuk brain rot dan menghambat perkembangan otak anak sehingga penting untuk mencegah hal ini terjadi.
BACA JUGA:Unik, Ini 4 Kreasi Masakan Olahan Daun Pohpohan, Ada Tumisan hingga Nasi Goreng
BACA JUGA:9 Cara Mudah Menghilangkan Panu di Kulit Wajah, Dijamin Terangkat Sampai ke Akarnya
4. Penurunan Kreativitas
Brain rot juga sering kali mengurangi kemampuan anak untuk berpikir kreatif sehingga anak yang terlalu sering mengonsumsi konten pasif, seperti video atau game, cenderung kurang aktif dalam menciptakan ide-ide baru.
Kreativitas mereka bisa terhambat karena otak tidak dilatih untuk berpikir secara mandiri atau menemukan solusi baru.
BACA JUGA:Diskominfotik Provinsi Bengkulu Studi Tiru ke Bali untuk Penguatan Publikasi dan Digitalisasi
BACA JUGA:Semarak HUT Provinsi Bengkulu ke-56, APKLI Gelar Senam Sehat Bersama
5. Gangguan Emosi dan Perilaku
--(Sumber : iStockPhoto)
Brain rot juga dapat memengaruhi emosi dan perilaku anak sehingga kondisi ini menyebabkan anak mungkin menjadi mudah marah, cemas, atau bahkan apatis terhadap aktivitas yang biasanya mereka nikmati.
Selain itu, anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar juga sering menunjukkan tanda-tanda hiperaktif atau kesulitan mengontrol diri.
BACA JUGA:9 Penyebab Panu di Kulit Wajah, Ini Cara Aman Menghilangkannya
BACA JUGA:Pria Merapat! Ini 5 Manfaat Daun Pohpohan yang Perlu Kamu Ketahui, Bisa Jaga Kesehatan Prostat