BENGKULU, BETVNEWS - Sepanjang tahun 2024, Balai Bahasa Provinsi Bengkulu telah berhasil menerjemahkan sebanyak 73 cerita anak daerah ke dalam bahasa Indonesia.
Terjemahan tersebut sebagai upaya untuk memperluas akses terhadap cerita-cerita rakyat khas Bengkulu agar dapat di nikmati oleh banyak generasi muda.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Bengkulu, Dwi Laily Sukmawati, S.Pd, M.Hum mengatakan hasil terjemahan pada tahun 2024 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun 2022 hanya berhasil menerjemahkan 3 cerita anak, tahun 2023 menjadi 20 cerita anak dan tahun 2024 sebanyak 73 cerita anak yang di terjemahkan.
"Alhamdulillah untuk tahun 2024 ini sangat signifikan perolehan prestasi kami, karena di tahun 2022 itu hanya 3 cerita anak yang berhasil kita terjemahkan, tahun 2023 ada 20 dan di tahun 2024 ini sangat signifikan yaitu 73 cerita anak," kata Laily Senin 16 Desember 2024.
BACA JUGA:Penyaluran Program Kartu Bengkulu Sejahtera Tahap 4 Ditunda, Ini Sebabnya
BACA JUGA:Tes SKB CPNS Kota Bengkulu Digelar 19-20 Desember di Asrama Haji
Lebih lanjut Laily menjelaskan, proyek ini tidak hanya melibatkan tim dari balai bahasa tetapi mayoritas penerjemah yaitu dari masyarakat.
Dimana pihaknya membuat sayembara untuk melestarikan bahasa daerah khusunya cerita anak dan di respon positif oleh masyarakat.
"Ini uniknya kita tidak cuman dari tim balai bahasa tapi mayoritas malah masyarakat, kita sosialisasi dengan sayembara dan alhamdulilah di respon baik sama masyarakat jadi kita sama-sama berkolaborasi dalam menerjemahkan cerita anak ini," jelas Laily.
Adapun bahasa daerah yang terjemahkan ke bahasa Indonesia bervariasi, diantaranya Bahasa Rejang, Bahasa Enggano dan Bahasa Bengkulu.
BACA JUGA:Warga Kota Bengkulu Laporkan Kasus Mafia Tanah, Oknum Berseragam Diduga Terlibat
BACA JUGA:Kecelakaan Maut di Seluma Sebabkan 1 Korban Tewas, Sopir Truk Masih Diamankan Polisi
Saat ini pihaknya masih melakukan proses ISBN yang nantinya akan disediakan dalam bentuk e-Book sehingga masyarakat bisa mengunduh melalui laman website balai bahasa.
"Karena kita tidak diperbolehkan untuk mencetak banyak jadi sekarang lagi proses ISBN agar nantinya dapat di sajikan dalam bentuk buku digital atau e-Book sehingga masyarakat tinggal unduh saja nanti kalo perlu dan minat untuk membacanya," tambah nya.
Dirinya berharap Pemerintah Daerah dapat merespon cerita anak yang telah diterjemahkan tersebut baik melalui Dinas Perpustakaan, Dinas Pendidikan dan Lembaga yang lain untuk dicetak dan dibagikan ke masyarakat.