
BENGKULU, BETVNEWS – Gedung eks Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hasanuddin Damrah, Kabupaten Bengkulu Selatan, tidak dibiarkan terbengkalai setelah berakhirnya masa pandemi.
Gedung yang sebelumnya digunakan untuk merawat pasien terinfeksi Covid-19 kini dialihfungsikan sebagai ruang perawatan pasien penyakit menular, khususnya Tuberkulosis (TB) paru, yang masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Plt Direktur RSUD Hasanuddin Damrah, Emrusmadi, menyampaikan bahwa langkah pemanfaatan kembali gedung eks Covid-19 ini merupakan bagian dari upaya optimalisasi fasilitas rumah sakit pascapandemi.
BACA JUGA:Baik Dikonsumsi Si Kecil, Labu Madu Tawarkan 9 Manfaat Ini untuk Kesehatannya, Klaim di Sini!
BACA JUGA:Cek Langsung Disiplin ASN, Wabup Yevri Pimpin Apel Pagi Bergilir di Seluruh OPD
Menurutnya, meski pandemi telah usai, tantangan dunia kesehatan belum berakhir. Penyakit menular seperti TB paru masih membutuhkan perhatian dan fasilitas khusus.
“Gedung eks Covid tidak kami biarkan terbengkalai. Sampai saat ini masih terus kita manfaatkan untuk perawatan pasien-pasien dengan penyakit infeksi seperti TB paru. Jadi tetap difungsikan untuk pelayanan,” ujar Emrusmadi.
Pemanfaatan gedung tersebut, lanjut Emrusmadi, telah dilakukan sejak beberapa waktu lalu.
Setelah tidak lagi digunakan untuk perawatan pasien Covid-19, ruang isolasi tersebut langsung dialihkan untuk merawat pasien infeksi lain yang membutuhkan penanganan serupa, dengan standar pengawasan dan fasilitas yang sesuai.
BACA JUGA:Dinonjobkan Tanpa Prosedur, Mantan Kadis Pemprov Bengkulu Mengadu ke Komisi I DPRD
“Sudah lama gedung itu dimanfaatkan kembali. Begitu masa Covid selesai, kita langsung mengalihkan fungsi ruang tersebut untuk perawatan pasien infeksi. Saat ini juga sudah ada pasien yang dirawat di sana,” tambahnya.
Ruang isolasi bagi pasien infeksi seperti TB paru sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ke pasien umum maupun tenaga kesehatan.
Selain itu, ruang khusus juga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pasien selama proses pengobatan.
“Secara struktur dan fasilitas, gedung tersebut sangat memadai. Ruangnya tertutup, sirkulasi udaranya dirancang khusus. Jadi memang cocok untuk pasien-pasien infeksi,” jelasnya.