Dana Festival Tabut 2025 Dinilai Tak Pantas, KKT Sepakat Tolak Pemindahan Lokasi

BENGKULU, BETVNEWS - Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) menyampaikan kekecewaannya terhadap anggaran Festival Tabut tahun 2025 yang dinilai tidak layak dan merendahkan para pewaris budaya. Menurutnya, dana sebesar Rp90 juta yang diberikan untuk kegiatan Tabut dan dibagi ke 17 kelompok, sangat tidak mencukupi kebutuhan dasar.

“Dengan duit 90 juta itu dibagi 17, cuman dapat 5 juta kurang. Itu belum lagi dipotong biaya kebersihan. Paling-paling cuman dapat 4 juta per kelompok. Ini sudah terlalu jauh, ini sudah merendahkan, menghina,” ujar Achmad Syafril, Ketua KKT.

Sebagai perbandingan, tahun 2024 pemerintah provinsi memberikan anggaran sebesar Rp100 juta, ditambah sumbangan lain yang jika dihitung total mencapai Rp119 juta.

BACA JUGA:Mau Kulit Cerah Layaknya Artis Korea? Yuk Jaga Kecantikan Kulit dengan Buah Pir, Cek Manfaatnya Disini!

BACA JUGA:Nahas! Truk Fuso Seret Sepeda Motor 10 Meter di Jalan Lintas Bengkulu-Manna, Pengendara Tewas

Dengan anggaran yang lebih besar tersebut, masing-masing kelompok masih bisa menampilkan karya yang layak. Tahun ini, kata Syafril, tidak hanya anggaran berkurang, tapi ada juga wacana pemindahan lokasi festival dari View Tower ke Sport Center.

“Kami, 17 keluarga Tabut, sudah sepakat menolak pemindahan lokasi. Tabut itu harus tetap di View Tower, karena di situlah sejarah dan tradisinya. Sudah puluhan tahun kami di sana,” tegasnya.

Syafril juga menegaskan bahwa meski dengan anggaran minim, tradisi Tabut akan tetap dilaksanakan. Namun ia memperingatkan, kualitas dan tampilan yang ditampilkan kemungkinan jauh dari harapan.

BACA JUGA:Tidak Hanya Buahnya, Daun Jeruk Nipis Punya Manfaat Tersembunyi untuk Kesehatan, Klaim di Sini!

BACA JUGA:Tidak Hanya Jeruk Nipis, Maih Ada 8 Jenis Jeruk yang Hidup di Indonesia, Cek Daftarnya Disini!

“Kami tetap akan membuat Tabut, tapi tampilannya akan seadanya. Paling hanya tiga Tabut yang lumayan bagus, selebihnya setinggi satu meter saja. Kalau seperti itu, malah buat malu saja, apalagi kalau ada menteri atau duta besar yang datang,” ujarnya.

Ia berharap pihak pemerintah dapat mempertimbangkan kembali alokasi anggaran dan lokasi penyelenggaraan demi menjaga marwah tradisi dan budaya Tabut yang telah diwariskan turun-temurun.

Sumber: