Keluarga Napi Lapas Perempuan Bengkulu Ungkap Dugaan Praktek Komersialisasi Dibalik Jeruji
Salah satu keluarga narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIB Bengkulu meminta identitasnya dirahasiakan, mengukapkan adanya tekanan-tekanan kepada Napi.--
ia juga menyoroti pembatasan kunjungan yang dinilai tidak manusiawi.
“Jika dia mantan Napi, meskipun orang tua atau suami, tidak boleh menjenguk. Lapas ini kan lembaga pembinaan, bukan tempat menghukum berlebihan,” jelasnya.
BACA JUGA:Brimob Polda Bengkulu Salurkan Air Bersih ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra Barat
Selain itu, ia menilai perlakuan sebagian petugas terhadap warga binaan kurang mencerminkan asas pembinaan.
“Pegawai melihat warga binaan seperti sangat hina, padahal tidak semua masuk karena kesalahan berat. Ada yang terseret kebijakan hukum yang tidak proporsional,” tambahnya.
Ia berharap pemerintah dan pihak terkait dapat mengevaluasi kebijakan baru tersebut.
“Kami hanya ingin lapas kembali menjalankan fungsi pembinaan, bukan membuat orang yang sudah kesulitan semakin terpuruk," tutupnya.
BACA JUGA:UNIB Kirim 25 Mahasiswa KKN Kemanusiaan ke Sumbar dan Bebaskan UKT 11 Mahasiswa Terdampak Bencana
Sementara itu, saat dikonfirmasi ke kepada Kepala Lapas Perempuan Kelas IIB Bengkulu, Suci Winarsih, pihak tersebut tidak memberikan keterangan, dan hanya menjawab. "Maaf bang saya lagi di aceh lagi ada kegiatan pelatihan sampai minggu depan," singkatnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

