Etika dan Efektivitas Dakwah di Era Kecerdasan Buatan (AI)
Ilustrasi. Etika dan Efektivitas Dakwah di Era Kecerdasan Buatan (AI)--(Sumber Foto: Doc/BETV)
"Dakwah bukan sekadar menyampaikan informasi, tapi juga menyentuh jiwa dan membentuk karakter. Itu yang tidak bisa dilakukan oleh teknologi, betapapun canggihnya," paparnya dalam sebuah seminar nasional.
Namun demikian, tidak sedikit yang mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan AI. Konten dakwah berbasis AI yang tidak terverifikasi bisa menyebarkan pemahaman yang keliru.
BACA JUGA:Sejumlah Pejabat Utama Polda Bengkulu Dimutasi, Wakapolda Ikut Bergeser
BACA JUGA:Belum Banyak yang Tahu! Buah Sawo Kaya Akan Antioksidan, Cek 10 Daftar Manfaatnya untuk Kecantikan
Bahkan, dengan kemampuan AI meniru gaya bicara manusia, bisa saja muncul akun dakwah palsu yang menyesatkan umat. Karena itu, diperlukan kurasi dan kontrol yang ketat dari lembaga-lembaga resmi seperti MUI dan Kemenag.
AI dalam dakwah adalah peluang sekaligus tantangan. Ia bisa mempercepat penyebaran nilai-nilai Islam secara masif, namun juga bisa menjadi sumber kebingungan jika tidak diawasi dengan baik. Peran ulama, dai, dan lembaga keagamaan tetap sentral dalam mengarahkan perkembangan ini.
BACA JUGA:Ini Dia Sederet Manfaat Mengonsumsi Sawi Putih Bagi Kecantikan, Cara Alami Cerahkan Kulit Wajah
BACA JUGA:Sawi Putih Mengandung Mineral yang Tinggi, Cek di Sini 7 Manfaat yang Bisa Diklaim untuk Kesehatan
Alih-alih menolak, kita justru harus menguasai teknologi ini dan menjadikannya alat dakwah yang sahih, efektif, dan bertanggung jawab. AI bisa mengulang ayat, menjawab cepat, bahkan membuat konten islami, tetapi untuk membentuk hati dan menyentuh jiwa, manusia tetap yang utama.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

