Shinzen Shiki, Tradisi Pernikahan Tradisional Jepang yang Unik dan Penuh Makna
Ilustrasi pernikahan tradisional Jepang.--(Sumber Foto: Doc/BETV)
Tidak hanya Indonesia yang ada perjodohan. Di Jepang dikenal dengan istilah omiai yang menunjukkan upaya mencari pasangan dari pihak keluarga.
Untuk perkawinan berdasarkan perjodohan disebut Miai Kekkon. Para orang tua di Jepang juga merasa resah ketika anak-anaknya, terutama perempuan, tidak menikah setelah melewati usia tertentu.
Prosesnya sangat unik. Orang tua akan menyarankan anak-anak mereka untuk berfoto. Tentu saja pemotretan untuk Miai dilakukan di studio dengan mengenakan pakaian terbaiknya seperti kimono atau pakaian tradisional lainnya. Foto diambil setengah badan atau full body.
Setelah itu, mereka akan memasukkan data pribadi anak perempuan tersebut. Segala sesuatu tentang dia dan keluarganya juga harus dicantumkan dalam data.
BACA JUGA:Fakta Menarik Suku Ainu, Penduduk Asli Jepang yang Terlupakan
Data beserta foto tersebut akan diserahkan kepada perantara bernama Nakoudo. Jika dia yakin ada pemuda yang memenuhi kriteria yang diinginkan, maka perantara akan menunjukkan terlebih dahulu foto pemuda tersebut kepada gadis tersebut.
Miai dimulai ketika kedua anak muda itu memutuskan ingin bertemu. Pada zaman Edo, saat Miai, para pemuda mengunjungi rumah wanita, atau bisa juga menggunakan rumah Nakoudo. Wanita itu akan membawa manisan dan teh.
Selain itu, ada juga Ren'ai dimana pasangan yang akan menikah bertemu sendiri, tanpa melalui perjodohan atau perantara keluarga. Artinya, kedua calon mempelai bertemu dengan sendirinya serta membuat keputusan sendiri untuk saling mengenal dan menikah.
BACA JUGA:Makanan Esktrem di Jepang, Ikan Beracun Disulap Jadi Hidangan Mewah, Berani Cicip?
2. Yuino
Yuino mirip dengan prosesi pertunangan. Dalam proses ini, tanggal yang baik untuk pernikahan akan dipilih. Sebelumnya, pria datang ke rumah wanita dengan membawa sake dan ikan. Negosiasi tanggal pernikahan dilakukan antara kedua mempelai dan keluarganya.
Selain itu dalam proses Yuino, ada tukar menukar hadiah yaitu uang dari laki-laki dan barang dari perempuan. Sebenarnya, tradisi ini sudah mulai jarang dilakukan, namun keluarga tetap berkumpul untuk bersilaturahmi.
Busana dan Asesoris Pengantin
Jika tanggal pernikahan telah ditentukan, maka para pihak mulai bersiap untuk melakukan upacara adat pernikahan. Ada beberapa barang pelengkap yang harus disiapkan oleh keluarga, baik untuk wanita maupun pria, dan digunakan selama ritual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: