dempo

Komunikasi Kelompok dalam Meningkatkan Kunci Sukses Tim

Komunikasi Kelompok dalam Meningkatkan Kunci Sukses Tim

Winda Pariani Susanti, mahasiswa Universitas Bengkulu, penulis artikel.--(Sumber Foto: Winda)

BETVNEWS - Di dunia yang serba digital dan cepat saat ini, komunikasi yang efektif menjadi lebih penting dari sebelumnya. Baik di sekolah, di tempat kerja, bahkan di kehidupan sehari-hari. Kemampuan berkomunikasi yang jelas, dan efisien sangat penting untuk kesuksesan. 

Tapi bagaimana dengan komunikasi kelompok? Bagaimana kita dapat memastikan bahwa tim kita berkomunikasi secara efektif dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama?

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih, yang membicarakan tentang gagasan, pertukaran informasi, penyampaian pesan, atau berdiskusi. Lisa Adhrianti dalam bukunya Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok Politik (2024:3.31) mengatakan bahwa Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari. 

BACA JUGA:Demokrasi Terancam: Groupthink Membayangi Pengambilan Keputusan RUU KIP di DPR RI

Kelompok, baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi semua informasi dalam hampir semua aspek kehidupan. Ia bisa merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya (kelompok belajar) dan bisa pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecah masalah).

BACA JUGA:Pentingnya Memahami Groupthink Lebih Dalam Disuatu Kelompok

Dalam kelompok belajar kita juga harus memperhatikan bagaimana tim atau kelompok kita ini berkomunikasi atau berdiskusi serta berkerja sama dengan baik, supaya hal yang disebutkan itu berjalan dengan baik maka kelompok atau tim kita memerlukan yang namanya ketua tim. 

Menurut Lisa Adhrianti dalam bukunya Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok Politik (2024:3.43) beliau mengatakan bahwa Kepemimpinan merupakan salah satu peran yang penting dalam interaksi kelompok, karena peran ini akan menentukan kuantitas dan kualitas komunikasi dalam kelompok, hasil dari tujuan kelompok, dan harmoni atau keselarasan dalam kelompok.

BACA JUGA:Menggali Lebih Dalam dari Kohesivitas Kelompok dalam Groupthink

Adapun fungsi ketua tim menurut Burgoon, Heston dan McCroskey (Sendjaja, 2004:3.18) menguraikan adanya delapan fungsi kepemimpinan yaitu fungsi inisiasi (initiation), keanggotaan (membership), perwakilan organisasi (organization), integrasi (integration). manajemen informasi internal (internal information management), fungsi penyaring informasi (gatekeeping), dan fungsi imbalan (reward).

BACA JUGA:Fenomena Groupthink di Kelompok Parlemen Indonesia: Dampak dan Cara Mengatasi

Untuk memastikan bahwa tim kita berkomunikasi secara efektif dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama maka kita sebagai ketua tim harus, Membangun pola interaksi yang efektif (dengan terciptanya pola interaksi yang efektif maka komunikasi kelompok akan berjalan dengan efektif, dan otomatis informasi ataupun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh tiap anggota kelompok), menggunakan bahasa yang jelas (dengan menggunakan bahasa yang jelas maka pesan yang disampaikan akan mudah dipahami oleh lawan bicara), mendengarkan dengan aktif (kita juga harus mendengarkan pesan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dengan mudah), menggunakan bahasa tubuh dengan benar (dengan menggunakan bahasa tubuh yang benar seperti postur tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan tangan, maka pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah), membangun kesadaran, mengadakan sebuah pertemuan secara individu, memberikan kesempatan bicara kepada mereka yang ingin menyampaikan pendapatnya, serta siap untuk menerima kritik, dan mengontrol nada bicara. 

Dengan menerapkan tips-tips di atas, maka dapat dipastikan bahwa tim kita mampu berkomunikasi secara efektif dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Artikel ini ditulis oleh Winda Pariani Susanti, mahasiswa Universitas Bengkulu.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: