Ide Visioner DISUKA Tarik Wisatawan ke Kota Bengkulu, Gelar Festival Lampion Seperti di Thailand
Festival Lampion atau Lantern Festival yang sudah terbukti menarik wisatawan setiap tahunnya seperti di Negara Thailand dan diadopsi oleh Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah melalui event Dieng Culture Festival (DCF).--(Sumber Foto: Jalu/BETV)
BENGKULU, BETVNEWS - Bakal pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bengkulu, Dani Hamdani-Sukatno (DISUKA) lagi-lagi mempunyai ide visioner untuk kemajuan sektor pariwisata Kota Bengkulu.
Paslon ini akan menggelar sejumlah event baik dalam scope nasional maupun internasional untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara (Wisman) datang ke Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Deklarasi Dukungan Markas Pemuda Romer di Posko Pemenangan Rohidin-Meriani
Salah satunya ialah festival Lampion atau Lantern Festival yang sudah terbukti menarik wisatawan setiap tahunnya seperti di Negara Thailand dan diadopsi oleh Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah melalui event Dieng Culture Festival (DCF).
Lalu Kabupaten Magelang yang juga sukses menyelenggarakan event tersebut di kawasan Candi Brorobudur setiap tahunnya.
BACA JUGA:Produk Eksfoliasi Wajah untuk Pemula, Paling Terbaik Ini 5 Rekomendasinya
Dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang, maka akan berdampak positif pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bengkulu.
"Kita akan berusaha menjadikan pariwisata yang menjadi tujuan utama wisatawan dari dalam dan luar negeri dengan memperbanyak event-event nasional dan internasional yang unik dan menarik," kata Dani Hamdani, Sabtu 12 Oktober 2024.
BACA JUGA:Satu ASN dan 1 Anggota Dewan di Kepahiang Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Pilkada
Tambah Dani, selain event wisata, DISUKA juga akan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung perkembangan industri pariwisata di Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Bulog Bengkulu Sediakan 4.700 Ton Beras Jelang Akhir Tahun untuk Stabilkan Harga
"Kota Bengkulu saat ini belum menjadi masyarakat pariwisata tapi masyarakat yang berada di daerah wisata. Contohnya ada wisatawan yang pakai motor beli kelapa muda Rp15.000, kalau wisatawan pakai mobil Rp30.000. Masyarakat pariwisata tidak seperti itu, pelayanannya harus menjadi habit sehingga wisatwan menjadi nyaman," sambungnya.
(Jalu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: