KPU

Insiden Kericuhan di Awal Debat Paslon Gubernur dan Waki Gubernur Bengkulu, DPRD Panggil KPU

Insiden Kericuhan di Awal Debat Paslon Gubernur dan Waki Gubernur Bengkulu, DPRD Panggil KPU

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang juga pendukung Paslon nomor urut 1, Helmi-Mian, berencana memanggil KPU Provinsi Bengkulu terkait penyelenggaraan acara yang didominasi oleh media.--(Sumber Foto: Ilham/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Insiden kericuhan yang terjadi di awal debat perdana pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur, dipicu oleh tim Helmi-Mian yang membawakan atribut kampanye, berpotensi berbuntut panjang.

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang juga pendukung Paslon nomor urut 1, Helmi-Mian, berencana memanggil KPU Provinsi Bengkulu terkait penyelenggaraan acara yang didominasi oleh media.

BACA JUGA:Debat Perdana Pilgub Bengkulu Sempat Diwarnai Keributan, Ini Penyebabnya

"Kok media dijadikan panitia? Harusnya netral. Jika ingin jadi panitia, harus profesional dan tidak mengenakan atribut media. Kami akan memanggil KPU besok," tegas Suharto, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Fraksi Partai Gerindra.

BACA JUGA:Visi Wisata Internasional, Upaya DISUKA Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Kota Bengkulu

"Dari awal kami sudah melihat ketidaknetralan panitia. Besok, Senin, kami akan memanggil KPU," tambah Edwar Samsi, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Fraksi PDIP.

Hal ini juga dipertegas oleh Teuku Zulkarnain, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Fraksi PAN.

BACA JUGA:Pembangunan RSTG Kota Bengkulu Rampung Akhir Tahun 2024

Ia menyoroti ketidaksesuaian tempat duduk anggota DPR RI yang seharusnya tidak berada di belakang, mengingat mereka bukan sekadar tamu undangan, melainkan bagian dari penyelenggaraan negara.

"Tempat duduk yang tidak sesuai menunjukkan ketidakadilan. Selain itu, media lebih mendominasi dibandingkan KPU, yang menyebabkan pelarangan terhadap tamu undangan," ungkapnya.

BACA JUGA:PAD dari Parkir di Kota Bengkulu Diprediksi Mengalami Penurunan, Ini Sebabnya

"Ini yang tidak bisa diterima oleh rekan-rekan. Melarang boleh, tetapi harus dengan cara yang santun. Namun, yang terjadi adalah tindakan arogan, sehingga rekan-rekan merasa tidak terima," tambahnya.

(Ilham) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: