Pemprov Bengkulu Dorong Hilirisasi Perkebunan untuk Tingkatkan Ekonomi
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M. Rizon, S.Hut, M.Si--(Sumber Foto: Robi/BETV)
BENGKULU, BETVNEWS - Pemerintah Provinsi BENGKULU terus mendorong hilirisasi sektor perkebunan sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai ekonomi produk perkebunan yang dihasilkan daerah.
Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M. Rizon, S.Hut, M.Si, menjelaskan bahwa hilirisasi sektor perkebunan menjadi salah satu cara untuk mendongkrak devisa negara dan menciptakan lapangan kerja baru.
"Hilirisasi sektor perkebunan akan meningkatkan nilai ekonomi produk jika dibandingkan dengan hanya menjual barang mentah atau setengah jadi. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat, yang ditandai dengan naiknya Nilai Tukar Petani (NTP), diharapkan dapat meningkat," ujar Rizon.
BACA JUGA:Dinas TPHP Bengkulu Anjurkan Petani Gunakan Pupuk Organik Cair untuk Pertanian Berkelanjutan
BACA JUGA:Dinas TPHP Bengkulu Ingatkan Petani Waspada Hama dan Penyakit Padi di Musim Hujan
Beberapa komoditas utama yang menjadi fokus hilirisasi di Bengkulu antara lain kelapa dalam, kelapa sawit, karet, dan kopi.
Proses hilirisasi ini meliputi pengolahan produk mentah menjadi barang bernilai tambah, seperti minyak kelapa, karet olahan, dan kopi kemasan.
Rizon menambahkan, dampak positif hilirisasi tidak hanya dirasakan secara langsung oleh petani, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.
Dalam konteks ini, NTP menjadi indikator penting untuk mengukur kesejahteraan petani.
BACA JUGA:Dinas TPHP Klaim Harga Kopi Robusta dan Arabica di Provinsi Bengkulu Sangat Baik
BACA JUGA:Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Beri Penjelasan Soal Harga Sawit di Seluma yang Sempat Turun
NTP mencerminkan daya beli petani di pedesaan serta kemampuan mereka menukar hasil pertanian dengan barang dan jasa untuk kebutuhan konsumsi maupun produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: