KPU

Ratusan Nelayan di Kaur Keluhkan Anjloknya Harga Benih Bening Lobster

Ratusan Nelayan di Kaur Keluhkan Anjloknya Harga Benih Bening Lobster

Ratusan nelayan di Kabupaten Kaur mengeluhkan anjloknya harga jual Benih Bening Lobster (BBL) atau benur yang rata-rata hanya di harga Rp4.000 sampai Rp4.500 per ekornya.--(Sumber Foto: Dedi/BETV)

BENGKULU, BETVNEWS - Ratusan nelayan di Kabupaten Kaur mengeluhkan anjloknya harga jual Benih Bening Lobster (BBL) atau benur yang rata-rata hanya di harga Rp4.000 sampai Rp4.500 per ekornya.

Salah satu nelayan Kabupaten Kaur Rustam Effendi (54) menyampaikan, menyebut anjloknya harga benur saat ini sangat merugikan nelayan.

Karena harga jual dan modal untuk mencari benur sangat tidak seimbang bahkan tidak mendapat untung.

BACA JUGA:Dua Mahasiswa di Kota Bengkulu Diringkus Polisi Saat Transaksi Narkoba

"Untuk harga benur saat ini sangat anjlok, jadi sekarang ini nelayan sangat menjerit. Kadang satu perahu itu kita cuma dapat 20 ekor yaitu sekitar Rp90.000. Sedangkan modal untuk beli baterai dan lain-lain capai Rp400 ribu rupiah sekali jalan," ujar Rustam Effendi, Sabtu 14 Desember 2024.

BACA JUGA:Sempat Hilang Seminggu, Gadis 17 Tahun Asal Kota Bengkulu Ditemukan di Provinsi Lampung

Pria yang akrab dipanggil Cik Tam ini berharap, Pemerintah Daerah Kabupaten Kaur khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan, dapat mencarikan solusi agar harga jual benur minimal stabil sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Dalam peraturan tersebut, harga terendah benih bening lobster di tingkat nelayan Rp8.500 per ekor.

BACA JUGA:Distan Pastikan Kabupaten Seluma Tetap Surplus Beras

"Kita berharap pihak pemangku kebijakan bisa menstabilkan harga, sehingga walaupun kita dapat sedikit tapi setidaknya sudah bisa  membantu untuk mengembalikan modal dan masih bisa buat beli beras," sambungnya.

BACA JUGA:Kenali Dari Sekarang! Ini 6 Tanda Tubuh Alami Brain Rot, Sulit Konsentrasi hingga Mudah Lelah

Senada juga disampaikan oleh Ketua Nelayan Kabupaten Kaur Khairul Anwar (60). Menurutnya, dengan anjloknya harga benur ini banyak nelayan lebih memilih tidak melaut.

Karena umumnya nelayan menjerit karena selalu merugi, hasil jual benur tidak bisa menutupi biaya operasional.

BACA JUGA:DKP Seluma Pastikan Stok Beras Jelang Nataru Tercukupi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: