Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kota Bengkulu Meningkat Selama 2024
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) D--(Sumber Foto: Robi/BETV)
“Dari 100% persalinan, hanya sekitar 20% yang memerlukan tindakan medis. Sebisa mungkin, diupayakan persalinan normal untuk mengurangi risiko komplikasi pada kehamilan berikutnya,” ujar Nelli.
Peningkatan kematian bayi di Kota Bengkulu sebagian besar disebabkan oleh persalinan prematur.
Bayi yang lahir kurang dari usia kandungan 28 minggu sering mengalami masalah karena paru-paru mereka belum matang, sehingga sulit bertahan hidup.
“Kondisi prematur ini sering kali disebabkan oleh masalah kesehatan ibu, seperti hipertensi atau eklampsia, yang memaksa bayi lahir lebih awal,” lanjut Nelli.
BACA JUGA:Pendaftar Petugas Haji Daerah Provinsi Bengkulu Capai 60 Orang, Berikut Tahapan Selanjutnya
BACA JUGA:Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Tanggapi Konflik Harimau dan Masyarakat di Mukomuko
Nelli menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama mengenai kesehatan ibu dan bayi. Upaya ini tidak hanya melibatkan keluarga, tetapi juga tokoh agama, tokoh masyarakat, serta jajaran pelayanan kesehatan.
“Semua pihak harus bersinergi, termasuk kader posyandu dan puskesmas pembantu (pustu), untuk memantau kesehatan ibu hamil sejak dini. Pelayanan kesehatan juga perlu diperluas, tidak hanya untuk ibu hamil, tetapi mencakup kesehatan sejak masa kehamilan hingga lansia,” tambahnya.
Diharapkan, dengan peningkatan kesadaran dan sinergi semua pihak, angka kematian ibu dan bayi di Kota Bengkulu dapat ditekan pada tahun-tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: