Update PROGRAM BETV Terbaru

Ikuti terus update terbaru program betv beken dengan klik tombol dibawah ini.

Strategi Peningkatan Hospitality Berbasis Komunitas di Destinasi Wisata Napal Jungur Seluma

Strategi Peningkatan Hospitality Berbasis Komunitas di Destinasi Wisata Napal Jungur Seluma

Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi kondisi pelayanan wisata sekaligus merumuskan strategi peningkatan kualitas hospitality berbasis masyarakat guna mendukung keberlanjutan desa wisata.--(Sumber FotO: Tim/Betv)

BENGKULU, BETVNEWS - Tim peneliti dari Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu melaksanakan kegiatan penelitian dan penguatan hospitality berbasis komunitas di Destinasi Wisata Napal Jungur, Kabupaten Bengkulu Selatan. 

Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi kondisi pelayanan wisata sekaligus merumuskan strategi peningkatan kualitas hospitality berbasis masyarakat guna mendukung keberlanjutan desa wisata.

Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif melalui observasi lapangan, wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), serta pelatihan dan praktik (role play). Informan penelitian meliputi masyarakat lokal, Tim Pengelola Desa Wisata Napal Jungur (Pokdarwis), serta perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hospitality berbasis masyarakat di Napal Jungur masih dipengaruhi oleh beberapa keterbatasan, antara lain rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pelayanan wisata, belum optimalnya fasilitas pendukung, serta minimnya pelatihan terpadu bagi pelaku wisata lokal.

Meski demikian, masyarakat dan tim pengelola menyadari bahwa sikap, komunikasi, dan perilaku dalam melayani wisatawan merupakan faktor penting dalam pengembangan destinasi wisata.

BACA JUGA:Retreat Merah Putih Ajang Peningkatan Ilmu dan Iman ASN Pemprov Bengkulu

Ketua Pokdarwis Napal Jungur, Bapak Yudi, menjelaskan bahwa saat ini jumlah masyarakat yang terlibat aktif dalam pengelolaan wisata masih terbatas, yakni sekitar 15 orang.

Kondisi tersebut berdampak pada keterbatasan kapasitas pelayanan, sementara keterlibatan aparatur desa dan masyarakat secara luas masih belum optimal. Hal ini diperkuat oleh pernyataan perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Bapak Meki, yang menegaskan bahwa pengembangan desa wisata ke depan harus menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat desa.

Sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas, tim pelaksana mengadakan pelatihan hospitality dan komunikasi melalui metode role play. Pelatihan ini mencakup simulasi penyambutan pengunjung, penanganan wisatawan dengan karakter beragam, interaksi lintas budaya, serta penanganan keluhan ringan. 

Dari hasil role play, terlihat bahwa tim pengelola memiliki potensi dalam memberikan pelayanan, namun masih memerlukan latihan lanjutan untuk meningkatkan kepercayaan diri, keterampilan komunikasi empatik, dan pemahaman karakter pengunjung.

Selain itu, FGD mengungkapkan sejumlah hambatan dalam pelayanan wisata, seperti keterbatasan sumber daya manusia, kurangnya pemahaman komunikasi antarbudaya, serta belum adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan wisata. Kondisi ini menyebabkan pelayanan yang diberikan masih belum seragam dan sangat bergantung pada individu tertentu yang dianggap lebih kompeten.

BACA JUGA:Program 'Retreat Merah Putih' Mitigasi Langit Gubernur Bengkulu: Transformasi Spiritual Bagi ASN dan Jamaah

Berdasarkan temuan tersebut, tim merumuskan beberapa rekomendasi strategis, antara lain penyelenggaraan pelatihan hospitality berkelanjutan bagi tim pengelola dan masyarakat, pelatihan komunikasi antarpribadi dan antarbudaya, penguatan kelembagaan desa wisata, serta penyusunan SOP pelayanan wisata sebagai pedoman bersama. 

Strategi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan, memperkuat kemandirian masyarakat, dan mendukung keberlanjutan Destinasi Wisata Napal Jungur.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait