BETVNEWS - Gempa dengan magnitudo 5.6 mengguncang wilayah Cianjur, Senin 21 November 2022 pukul 13.21 WIB kemarin.
Gempa tersebut menyebabkan ribuan rumah dan bangunan mengalami kerusakan yang cukup parah. Serta menelan ratusan korban jiwa hingga mencapai 162 korban meninggal dunia dan 326 warga luka-luka.
BACA JUGA:Haedar Nashir Kembali Nahkodai Muhammadiyah
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, skala gempa yang mengguncang Cianjur sebenarnya tidak terlalu besar.
Namun, gempa dengan magnitudo 5.6 tersebut menyebabkan kerusakan parah dikarenakan gempa tersebut merupakan gempa tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.
Gempa yang terjadi di Cianjur disebabkan oleh pergerakan sesar Cimandiri. Tercatat daerah-daerah di sekitar sesar Cimandiri seringkali diguncang gempa, baik gempa berkekuatan kecil hingga yang berkekuatan besar.
BACA JUGA:Anak Bawah Umur Jadi Korban Asusila, Pelaku Ancam Korban Menggunakan Senapan Angin
Selain itu, keparahan gempa tidak hanya diukur dari besaran skala magnitudo, namun juga dilihat dari lokasi gempa yang berada di darat atau laut, kedalaman gempa, kualitas bangunan, kepadatan penduduk di sekitar pusat gempa, dan faktor geologis lainnya.
Perlu diketahui, gempa di Cianjur merupakan kombinasi dari gempa yang berpusat di darat.
Pusat gempa juga berada dekat dengan pemukiman dan hanya berada di kedalaman 10 km.
BACA JUGA:HUT ke 77, PGRI dan Dispendikbud Bengkulu Tengah Kunjungi Sekolah Terpencil
Episentrum gempa berada di darat dan kedalaman gempa juga terbilang dangkal.
Saat terjadi gempa, energi yang terlepaskan dari dasar bumi akan langsung merambat sejajar dengan arah getar ke segala arah, sementara gelombang kedua merambat tegak lurus sesuai arah getar.
Ketika pusat gempa berada di darat, energi yang terlepaskan tidak tertahan oleh gaya gravitasi dan ataupun pergerakan air laut.Bengkul
BACA JUGA:Ridwan Mukti Sudah Bebas, Ini Sejarah Singkat Kepemimpinan Ridwan Mukti di Provinsi Bengkulu