Salah satu keuntungannya, jika dihitung dengan jumlah liter, pembeli bisa mendapatkan data yang akurat, yang bisa digunakan untuk mencegah praktik penipuan di SPBU.
Pasalnya, mesin SPBU akan tetap dikonversi menjadi liter jika pengemudi menyebutkan nominal rupiahnya.
BACA JUGA:Wow! Ternyata Ini Manfaat Sarapan Nasi untuk Tubuh
“Misalnya beli BBM Rp 100.000 bisa dapat 12 liter. Hanya angka yang tertera yang bisa dijadikan acuan,” ujar Widya seperti dikutip dari kompas.com.
Bicara soal efektifitas, membeli BBM berdasarkan nominal rupiah lebih sering digunakan oleh masyarakat, dengan pertimbangan utama mudah dan praktis saat melakukan transaksi.
BACA JUGA:Jangan Langsung Beraktivitas, Lakukan Ini Dulu Setelah Kamu Bangun Tidur!
Terlebih, dengan hadirnya aplikasi MyPertamina, pembeli tidak perlu repot mengeluarkan uang kembalian sesuai nominal pembelian.
Pelayanan juga lebih cepat karena petugas tidak perlu menyiapkan uang kembalian.
BACA JUGA: IJP, Tempat Kursus Musik Berkualitas di Bengkulu
“Praktis, apalagi jika membeli dalam jumlah tertentu yang biasanya harus dibulatkan. Pembeli juga tidak merasa dirugikan. Jadi, membayar menggunakan aplikasi tidak perlu ribet menghitung kembaliannya,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi kecurangan, pengemudi harus memperhatikan proses pengisian bahan bakar, baik dari awal hingga akhir.
BACA JUGA:Tanpa Pemanas, Ini Cara Agar Ruangan Tetap Hangat
Kwitansi transaksi pembelian harus diminta dari petugas agar dapat mencocokkan uang yang dikeluarkan dengan volume BBM yang didapat.
Jadi antara mengisi BBM dengan hitungan liter atau nominal rupiah, sama-sama memiliki keunggulan masing-masing. Pembayaran pembelian BBM dapat disesuaikan dengan pilihan masing-masing pembeli. (**)