Masjdi Al-Aqsa menjadi tempat suci ketiga setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid An-Nabawi.
Kompleks Masjid Al-Aqsha memiliki luas sekitar 35 hektar yang biasa disebut sebagai tempat suci, termasuk di dalamnya adalah Dome of the Rock.
BACA JUGA:Pimpin Sertijab Kasipers Kasrem, Komandan Korem 041 Gamas: Ini Tuntutan Kebutuhan Organisasi
Tempat suci tersebut dibangun sekitar empat abad silam.
Jika diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia, Al-Aqsa disebut sebagai "Masjid Terjauh".
Menurut Alquran, diyakini bahwa Nabi Muhammad melakukan perjalanan dari Mekkah ke Al-Aqsa dalam semalam kemudian pergi ke surga.
BACA JUGA:Lanal Bengkulu Gelar Bazar Sembako Murah, Bantu Masyarakat dan Prajurit Penuhi Kebutuhan Lebaran
Masjid Al-Aqsa mulanya adalah tempat ibadah kecil.
Pada tahun 705 Masehi, masjid ini dibangun kembali oleh khalifah Bani Umayyah Abdul-Malik.
Pembangunan sempat terhenti karena gempa bumi, kemudian kembali dilanjutkan pada tahun 746 serta disusul tahun 1033 banyak penambahan yang dilakukan oleh Dinasti Khilafah yang berkuasa Islam.
BACA JUGA:Oknum Polisi Beli Rokok Pakai Uang Palsu, Masyarakat Bengkulu Tengah Diimbau Waspada
Usai terjadi Perang Salib pada tahun 1187, masjid tersebut direbut kembali oleh Saladin, sultan pertama Mesir dan Suriah.
Terdapat beberapa renovasi Masjid yang dilakukan sejumlah dinasti, termasuk kekaisaran Ottoman, Dewan Tertinggi Muslim, serta Yordania.
BACA JUGA:9 Fakta Serangan Tentara Israel ke Masjid Al Aqsa, Rapat PBB hingga Kecaman RI
Wakaf adalah kepercayaan agama yang mengelola situs sejarah Islam di sekitar Temple Mount di Yerusalem.
Walaupun Kota Tua Yerusalem ada di bawah kuasa Israel, masjid tersebut tetap ada di wilayah administrasi Wakaf Islam yang dipimpin Yordania serta Palestina sejak 1967.