Sebagaimana Hamzah dikenal sosok pemuda yang gagah berani serta sangat dihargai oleh kalangan suku Quraisy.
Ia tak terima begitu saja jika bersangkutan dengan keponakannya itu, hingga saat bertemu beliau langsung menghantam Abu Jahal.
"Mengapa kamu memaki dan mencederai Muhammad, padahal aku telah menganut agamanya dan meyakini apa yang dikatakannya? Sekarang, coba ulangi kembali makian dan cercaanmu itu kepadaku jika kamu berani!" bentak Hamzah.
Melalui pernyataan tersebut, akhirnya Hamzah memeluk Islam. Sejak itulah ia setia menemani Nabi Muhammad SAW sekalipun ada perang besar yang terjadi.
Salah satu perang yang Hamzah ikuti, saat terjadinya perang Uhud.
Ia kemudian berhasil menjatuhkan 31 orang kafir Quraisy, hingga Hamzah tergelincir dan terjatuh ke belakang.
Kemudian tersingkap baju besinya, di saat inilah kemudian tombak merobek perutnya.
Lantas Hindun mengeluarkan hatinya dan dikunyah hati Hamzah itu namun tak sampai tertelah, kemudian dimuntahkan.
Rasulullah yang melihat kondisi tubuh pamannya itu pun begitu marah, setelah itu Allah menurunkan firmannya dalam surah an-Nahl ayat 126.
"Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar."
Menurut riwayat dari Jabir bahwa, saat Rasulullah SAW melihat pamannya (Hamzah) terbunuh, beliau pun menangis.
Inilah juga sebabnya Hamzah bin Abdul Muthalib dijuluki sebagai Asadullah (Singa Allah).