Lantas upacara tersebut dilakukan di luar ruangan yang disebut nodate. Biasanya, teh yang digunakan adalah matcha (matchado).
BACA JUGA:Menarik! 8 Wisata Jepang Terpopuler, Salah Satunya Cocok bagi Pecinta Anime
Dapat pula memakai teh hijau yang sejenis dengan sencha atau disebut senchado.
Tentu saja, tradisi minum teh ini masih dilakukan dan dilestarikan masyarakat Jepang.
Diketahui, teh mulai masuk ke Jepang sejak abad ke-9 dari seorang biksu Budha yang asalnya dari Cina.
Kemudian, mulailah penduduk Jepang mengenal teh ini dan berkembang menjadi budaya.
BACA JUGA:Tradisi Nyotaimori di Jepang, Perayaan Makan Sushi Bersama 'Wanita'
Awal abad ke-9, juga ada salah seorang penulis China bernama Lu Yu mencatat tentang suatu budaya minum teh serta langkah-langkan dalam menyiapkan minum teh.
Di sisi lain, Lu Yu hidupnya sangat berkaitan erat dengan agama Budha, khususnya dari sekolah yang ada di Jepang sebagai Zan.
Ide briliannya tersebut menjadi bukti perkembangan adanya upacara minum teh di Jepang.
Abad ke-12, ada varian teh baru yakni matcha, kemudian mulai diperkenalkan.
BACA JUGA:Inilah 4 Fakta Fugu, Ikan Beracun yang Jadi Makanan Khas Jepang
Teh ini terbuat dari bubuk hijau, dan pertama kalinya digunakan sebagai ritual keagamaan yang ada di biara Budha.
Selanjutnya, para samurai pun mulai mengetahui tentang teh tersebut dan dasar upacara minum teh mulai dirangkai.
Hingga masuk abad ke-16, tradisi minum teh ini sudah menyebar ke semua penjuru penduduk di Jepang.
Upacara minum teh ini dapat diawali dengan proses pembersihan serta persiapan peralatan, seperti saat mengambil mangkuk, sendok teh, dan alat pendukung lainnya.