Kacamata hitam di zaman itu juga tidak transparan, dipotong menutupi mata sepenuhnya dan dilekatkan erat pada wajah penggunanya dengan ikatan tali atau kulit.
Jadi, bentuk kacamata orang Inuit lebih mirip penutup mata ketimbang kacamata. Agar bisa melihat, ada celah kecil dan panjang untuk mengintip dari balik kayu atau tulang tersebut.
BACA JUGA:Suku Dinka, Manusia Tertinggi dan Terpendek di Afrika Ternyata Tetanggaan, Pemain Basket NBA
Orang yang tinggal di kutub memang perlu melindungi mata mereka dari gejala yang dinamakan snow blindess atau kebutaan salju.
Kebutaan salju adalah hilangnya penglihatan sementara akibat terbakarnya kornea mata akibat terkena sinar ultraviolet dari matahari secara berlebih sehingga penglihatan pun menjadi terganggu.
Dalam istilah medis, kebutaan salju disebut dengan fotokeratitis. Foto berarti cahaya, dan keratitis artinya radang kornea.
BACA JUGA:Tradisi Pasar Pengantin Bulgaria, Jadi Ajang Cari Jodoh, Muda Mudi Suku Kalaidzhi
Bagi orang yang tinggal di kutub, mencegah kebutaan salju sangat penting karena salju bersifat memantulkan radiasi ultraviolet.
Salju bahkan mampu memantulkan lebih dari 80 persen sinar ultraviolet yang jatuh di atasnya.
Kacamata Berburu dan Asah Mata Panah
Kacamata orang Inuit juga digunakan sebagai safety glasses saat membuat mata panah. Fungsinya sebagai perlindungan dari serpihan batu atau kerikil agar tidak masuk mata saat diasah dan dipahat.
Jika tidak ada taring walrus atau tulang, kadang-kadang kulit beruang, kulit rusa salju, atau potongan kayu birch bisa jadi ganti kacamata salju.
BACA JUGA:Tradisi Pasar Pengantin Bulgaria, Jadi Ajang Cari Jodoh, Muda Mudi Suku Kalaidzhi
Dikutip dari laman Sainsbury Centre, University of East Anglia, kacamata kayu bulat mirip mata burung hantu di kartun juga digunakan untuk mencegah kebutaan salju saat berburu. Bedanya, lubang intipnya berbentuk bulat kecil dan bidang penutup mata bundar lebar.
Kacamata burung hantu ini juga diperkirakan digunakan dalam prosesi penguburan. Jasad dipasangkan kacamata dan lubangnya ditutup kayu kecil untuk memblokir penglihatan almarhum. Orang suku Ipiutak, bagian Inuit, menggunakan masker semacam kacamata ini untuk penguburan di dalam peti kayu.
Fienup-Riordan, tetua suku Yupik di Alaska, menuturkan bahwa sukunya kini masih berusaha menjaga penggunaan kacamata salju tradisional ini karena dinilai sebagai tradisi kreatif dan sustainable (berkelanjutan), dikutip dari laman Smithsonian Magazine.