Akan tetapi, untuk mengikuti lomba tersebut, dirinya tak mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah.
BACA JUGA:Elisa Ermasari Pengusaha Muda, Terinspirasi Dempo Xler Politikus Muda
Namun tekadnya mengikuti lomba akhirnya menghantarkannya ke Kantor Bank Indonesia Provinsi Bengkulu di Kota Bengkulu, untuk mendaftar
Usaha benar-benar tak menghiati hasil, kendati hanya usaha pengolahan tradisional, produk gula semut sari aren miliknya berhasil menjuarai WUBI, setelah melewati berbagai proses dan tahapan perlombaan.
“Kami dibina BI (Bank Indonesia) bukannya ujuk-ujuk dibina, gula semua kita ini melok (ikut) lomba namanya WUBI tahun 2015. Daftar ke situ (Kantorr BI) kami, daftar manual, setelah itu kurang lebih dapat info masuk 10 besar, kemudian ada survei, benar-benar ada tidak," ujarnya.
BACA JUGA:Kulit Kering Bikin Nggak Percaya Diri, Simak Cara Merawatnya Sekarang untuk Kulit Lebih Sehat
“Ini juga” lanjutnya sambil menunjuk tanah ruko miliknya, “ini masih rendah, dan setelah itu kita dipanggil di Bengkulu. Alhamdulillah kita mendapat nominasi pertama," tuturnya.
Setelah menjadi juara WUBI, kisah keberhasilan Suparmanto membangun usaha gula semut sari aren yang telah berjalan selama 14 tahun pun terus berkembang pesat hingga 2024 ini.
Setelah menjadi nominasi pertama WUBI dan mewakili Provinsi Bengkulu dalam penilaian WUBI tingkat nasional dan mendapatkan juara harapan kedua.
BACA JUGA:Wanti-wanti Ketua Bawaslu Rejang Lebong Memasuki Masa Tenang Pemilu 2024
Ditambahkan Emdang Novianto anak Suparmanto yang sekarang melanjutkan usaha sari aren yang dirintis oleh orang tuanya, bahwa dengan dukungan dan bantuan yang diberikan Bank Indonesia, sekarang usaha keluarga tersebut telah berkembang bahkan memiliki 10 jenis produk olahan aren.
Mulai dari gula semut dengan beragam ukuran mulai dari gula semut aren curah dengan berat 25 kg, gula semut aren ukuran 400 gram dan 200 gram, gula semut aren sachet, gula semut varian jahe merah, kopi aren, gula aren cair ukuran 600 gram dan 300 gram.
Berbicara tentang omset usaha, Emdang pun menyebutkan untuk omset per bulannya sekarang telah mencapai ratusan juta, dengan puluhan gerai kerjasama mulai dari Kota Curup dan Kota Bengkulu. Selain itu, untuk produk olahan sari aren miliknya juga telah merambah ke Hotel-Hotel termasuk dipasarkan ke daerah lain dengan menggunakan e-commerce.
“Alhamdulillah, sekarang usaha aren kita omsetnya sudah stabil. Dalam sebulan itu, kisaran Rp 70 juta sampai Rp 125 juta,” sebutnya.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku untuk produksi, usaha gula semut sari aren kini telah menggerakkan kelompok petani aren dikawasan Kecamatan Selupu Rejang yang memang menggantungkan hidupnya dengan menjadi petani aren.
Tak hanya itu saja, untuk pembinaan usaha dari Bank Indonesia terus berlanjut, salah satunya dengan pengolah limbah produksi sari aren yang sekarang telah dijadikan pupuk cair.