Saat menunggu, Aisyah mulai mengantuk hingga tidak sengaja tertidur. Kemudian, datang seorang sahabat bernama Shafwan bin al-Mu’aththal as-Sullami adz-Dzakwani, ia tertinggal di belakang oleh pasukannya.
Saat itulah, ia terkejut mendapati Aisyah dengan tak sengaja melihatnya. Berucaplah Shafwan,
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, istri Rasulullah?"
Aisyah terbangun. Dalam Hadistnya, Aisyah mengatakan sumpah demi Allah bahwa ia tidak sedikit pun mendengar ucapan dari Shafwan selain bacaan istirja-nya. Bahkan Shafwan tak berkata sepatahpun lagi kepada Aisyah.
BACA JUGA:Menarik, Ini Kisah Ummu Umarah, Wanita Tangguh si Pejuang Muslimah Masa Nabi Muhammad SAW
Laki-laki itu lantas menyuruh Aisyah untuk mengendarai hewan yang ditungganginya, lalu dituntun hewan itu sampai tiba keduanya di Madinah pada siang hari.
Benar saja, dengan peristiwa yang terjadi, menjadi buah bibir para penduduk Madinah kala itu, berbagai komentar dilontarkan. Hal tersebut, dimanfaatkan oleh seseorang, dengan menebarkan berita bohong atau dusta kepada Aisyah.
Hingga, Aisyah difitnah melakukan zina atau 'selingkuh' bersama Shafwan bin al-Mu’aththal. kabar tersebut kemudian dibesar-besarkan oleh Abdullah bin Ubay.
Saat sudah sampai di Madinah, Aisyah kemudian jatuh sakit selama sebulan. Selama itu juga berita bohong pun tersebar luas.
Mendengar berita tersebut Aisyah bertambah sakit. Sehingga ia datang kepada orangtuanya untuk mengetahui berita fitnah tersebut.
Aisyah bertanya pada sang ibu, "Wahai Ibu! Apa yang sedang hangat dibicarakan oleh orang-orang?"
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Thalhah Ternyata Masuk Surga Karena Hal Ini, Masya Allah
Ummu Ruman menjawab, "Wahai putriku! Tidak ada apa-apa. Demi Allah, jarang sekali seorang perempuan cantik yang dicintai oleh suaminya sementara ia mempunyai banyak madu melainkan para madu tersebut sering menyebut-nyebut aibnya."
Aisyah berkata lagi, "Maha Suci Allah! Berarti orang-orang telah memperbincangkan hal ini."
Kejadian tersebut membuat Aisyah menangis di malam hingga pagi harinya. Air matanya terus mengalir. Bahkan beliau pula tidak tidur semalaman sampai menangis lagi di pagi hari.
Suatu hari kedua orangtua Aisyah duduk di samping sang putri.