"Tidak hanya R.A Kartini, bapak Proklamator yaitu Presiden Soekarno juga melahirkan berharap perempuan tidak menjadi warga negara “kelas dua” atau berada di bawah laki-laki, ia ingin adanya kesetaraan," kata Dinno Budi Laksono, Selasa 14 Mei 2024.
BACA JUGA:Dinno B Laksono dan Syuta Indra, Hadiri Policy Dialogue Pengembangan Digital di ASEAN-Global South
Dinno Budi Laksono, M.B.A terinspirasi oleh buah pemikiran sang Proklamator, Ir. Soekarno yang tertuang dalam buku yang berjudul "Sarinah – Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia" yang terbit pada tahun 1963.
Presiden Soekarno menggambarkan sikap revolusioner perempuan pada kepribadian Sarinah, yang dianggapnya sebagai Marhaen versi perempuan.
Marhaen merupakan seorang petani kecil yang ditemuinya pada tahun 1920-an, yang menjadi dasar ideologinya Marhaenisme, yakni sebuah ideologi politik sosialis yang dikembangkan oleh Sukarno sendiri.
Soekarno juga menjelaskan bahwa pergerakan perempuan telah berubah menjadi suatu gerakan sosialisme, yaitu suatu tatanan yang mana dunia baru tercipta dengan kaum perempuan dan kaum laki-laki sama-sama mendapat kebahagiaan, tanpa ada penindasan dan pembodohan diantara keduanya.
BACA JUGA:Dinno Budi Laksono, Putra Asli Mukomuko Menuju Senayan, Bawa Karya untuk Berjuang
Bukan hanya sama haknya namun juga kesetaraan dan keseimbangan dalam kehidupan tatanan dunia yang dicita-citakan.
"Saya berpendapat bahwa perempuan harus keluar dari permasalahan rumah tangga seperti cuci piring, baju, dan sebagainya. Lebih dari itu, Soekarno menyatakan bahwa merebut kemerdekaan adalah tanggung jawab bersama. Bukan hanya milik kaum laki-laki saja, melainkan kaum perempuan pun juga memilikinya," sambung Dinno.
"Di samping itu pula, ia menyatakan secara tegas bahwa perempuan memiliki andil yang besar dalam melahirkan tunas-tunas bangsa. Saya ingin semangat memperjuangkan Kesetaraan gender di Bengkulu berkobar," jelasnya.
Dalam masyarakat modern yang terus mengalami kemajuan teknologi dan inovasi, perjuangan untuk kesetaraan perempuan merupakan isu yang sangat penting.
Organisasi seperti Women's Equality Party, She Should Run, UN Women, dan Equality Now bekerja untuk memastikan bahwa perempuan di seluruh dunia haruslah diberikan hak yang sama, dilindungi dari kekerasan domestik dan seksual, dan diberikan pendidikan yang memadai.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah, M.M.A mengajak segenap pejabat di Provinsi Bengkulu, tokoh masyarakat dan para pemangku kebijakan untuk mendukung suatu karya yang dihasilkan oleh putra daerah Provinsi Bengkulu yaitu Dinno Budi Laksono, S.E., M.B.A.
Menurutnya, apa yang ditulis dalam buku tersebut tidak hanya ide, melainkan panggilan dan rasa cinta pada bangsa dan negara.
Tentu hal tersebut sangat perlu dibaca dan direnungi oleh para pejabat daerah baik ditingkat Kabupaten, Provinsi maupun Nasional. Karena pemangku kebijakan memiliki kekuatan untuk perjuangan kesetaraan hak dan kewajiban perempuan agar dapat terwujud.
Sudah saatnya perempuan dan laki-laki bersama-sama dalam pembangunan ekonomi, politik, sosial, dan moral suatu bangsa. Tidak ada lagi pembeda atau kelas yang mendiskreditkan suatu gender.