BENGKULU, BETVNEWS - Permasalahan ekonomi dimana Upah Minimum Regional (UMR) relatif rendah dan pembangunan yang minim masih momok utama yang harus diselesaikan oleh pemimpin baik tingkat I dan II di Provinsi Bengkulu ke depan.
Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Kamaludin, S.E, MM., pengamat ekonomi sekligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Bengkulu (UNIB).
Bahkan kata Prof Kamaludin, dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Bengkulu hampir selalu berada di peringkat teratas kategori provinsi termiskin di Pulau Sumatera.
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan 71.645 Formasi untuk Lowongan Kerja CPNS IKN 2024, Ini Rinciannya
Menurutnya, akar permasalahan ekonomi di Bengkulu adalah kurangnya minat investor untuk menanamkan invetasi di wilayah Bengkulu.
"Itu kan data BPS artinya data itu real, akar masalah kemiskinan di Bengkulu disebabkan pendapatan yang kecil karena lowongan pekerjaan sedikit. Kenapa lowongan itu sedikit, karena geliat ekonomi ditentukan oleh banyaknya invetasi yang masuk. Sementara jika mengandalkan APBD Provinsi kita sangat tidak cukup, terlebih sebagian besar sudah terserap untuk menggaji Aparatur Sipil Negara (ASN)," kata Prof. Dr. Kamaludin, S.E, MM, Senin 20 Mei 2024.
BACA JUGA:Jalan Putus Lebong-Curup Sudah Bisa Dilalui, Kendaraan Diminta Berhati-hati
Prof Kamaludin juga menjelaskan cara untuk menarik investor kr Provinsi Bengkulu. Mulai dari menyederhanakan perizinan, birokasi yang profesional, infrastruktur dan akses transportasi yang memadai, serta kenyamanan dan perlindungan hukum dari pungli bagi calon investor nantinya.
Lalu yang tidak kalah penting pula, para kepala daerah baik tingkat I dan II di Provinsi Bengkulu memiliki trobosan, strategi, dan inovasi serta bisa melobi dan memiliki jaringan luas di pusat.
BACA JUGA:Oknum Guru Ngaji di Kota Bengkulu Diduga Lecehkan Murid di Bawah Umur, 7 Korban Melapor
"Pemimpin tingkat I dan II di Provinsi Bengkulu ke depannya harus memiliki trobosan, strategi, dan inovasi untuk mendatangkan investasi. Lalu rintangan yang selama ini menghambat investasi masuk juga harus dikurangi. Tanpa investasi yang masuk di Bengkulu, data BPS tersebut tidak akan banyak bergerak," tambahnya.
BACA JUGA:Kurangi Area 'Blank Spot', Pemkab Seluma Pasang Menara Pemancar Sinyal di Ulu Talo
Sambung Prof Kamaludin, dari sisi sumber daya alam, potensi Provinsi Bengkulu sangat banyak dan lengkap. Mulai dari CPO, karet, kopi yang sudah terkenal. Lalu di sektor tambang ada emas, energi panas bumi, batu bara, dan logam lainnya.
Namun, kata Prof Kamaludin, sumber daya manusia di Bengkulu belum bisa mengolahnya karena masih berwujud bahan baku atau bahan mentah. Sehingga tidak bisa menghasilkan nilai tambah dan pada akhirnya hanya menjadi pengirim hasio SDA tersebut untuk diolah di provinsi lain.
BACA JUGA:Tugu Amanah Jadi Logo dan Maskot MTQ ke-36 Tingkat Provinsi Bengkulu, Ini Maknanya