Bunda Punya Anak yang Tertutup? Coba Gunakan 5 Tips Jitu Ini untuk Buka Hati Si Kecil

Rabu 29-05-2024,13:21 WIB
Reporter : Neng Erlin
Editor : Ria Sofyan

BACA JUGA:5 Tips Parenting untuk Anak Remaja, Mengomel Bukan Solusi Terbaik

Sebaliknya, jadilah teman yang dapat diajak bicara dan mendengarkan serta jangan menghakimi serta mengkritik dengan tajam. 

3. Jadi Pendengar yang Baik

Cara lainnya yang bisa dilakukan agar anak lebih terbuka adalah dengan menjadi pendengar yang baik untuk anak. 

BACA JUGA:5 Tips Parenting untuk Anak Remaja, Mengomel Bukan Solusi Terbaik

Jika anak memutuskan untuk bercerita, sebaiknya fokuskan perhatian sepenuhnya pada anak dan tinggalkan dulu ponsel, TV, maupun pekerjaan apapun. 

Hal ini berlaku baik untuk percakapan sederhana maupun percakapan yang lebih kompleks. Penting untuk memastikan jika orang tua mendengarkan dengan baik agar anak tidak merasa jika informasi yang mereka sampaikan tidak penting. 

BACA JUGA:Orang Tua Perlu Tahu, Ini 4 Tipe Parenting pada Anak, Sering Lakukan yang Mana?

Perlu diingat jika orang tua mengalihkan perhatian saat anak tengah berbicara, hal tersebut dapat membuat anak menjadi frustasi sehingga anak akan mengurangi bahkan berhenti mengobrol dengan orang tua. 

4. Bersabar hingga Anak Mau Bicara

Kebanyakan orang tua akan langsung menanyakan hal yang membuat mereka penasaran dan terus berusaha saat anak tetap tidak mau terbuka. 

BACA JUGA:Mengenal Parenting Style dalam Pola Asuh Anak, Simak Penjelasan Psikolog Klinis RSKJ Soeprapto Bengkulu

Orang tua perlu paham jika mungkin saja anak-anak memerlukan waktu untuk memproses pengalaman dan juga emosi mereka sebelum mereka siap untuk membicarakan hal tersebut. 

Tidak hanya itu, ada kemungkinan jika anak sedang berusaha untuk mencari jalan keluarnya sendiri sehingga hal ini bisa menjadi pelajaran untuk mereka agar dapat melatih keterampilan memecahkan masalah. 

BACA JUGA:Berkenalan dengan 4 Gaya Parenting dalam Mengasuh Anak, Orang Tua Wajib Tahu!

Jika orang tua terlalu banyak emngajukan pertanyaan, bukan tidak mungkin jika anak akan menganggap hal tersebut sebagai omelan sehingga membuat anak merasa jika mereka kurang kompeten. 

Kategori :