BACA JUGA:Gampang-gampang Susah, Ini 5 Tips Parenting untuk Remaja yang Sulit Ditebak
Dalam pola asuh ini, biasanya orang tua tidak akan memberikan penjelasan tentang mengapa mereka menerapkan aturan-aturan tersebut dan akan menegur anak jika mereka mempertanyakan aturan tersebut.
Seperti yang dilansir dari laman halodoc.com, berikut karakteristik dari pola asuh otoriter ini :
BACA JUGA:Bukan dengan Ceramah, Ini 5 Tips Parenting untuk Didik Anak Laki-laki
- Memiliki tuntutan yang tinggi pada anak
- Punya harapan anak menjadi yang terbaik dan tidak membuat kesalahan
- Menghukum anak jika melakukan kesalahan tetapi tidak menjelaskan kesalahan apa yang anak buat
- Jarang atau bahkan tidak pernah mengajak anak untuk berdiskusi
Dengan menerapkan tipe aprenting yang satu ini, orang tua berharap jika anak akan menjadi disiplin, penruut dan juga mendapatkan yang terbaik dalam kehidupannya.
BACA JUGA:6 Tips Parenting untuk Cegah Anak Kecanduan Gadget, Salah Satunya Jadi Contoh yang Baik
Namun tipe parenting ini tidak selalu berdampak baik karena orang tua yang bersikap terlalu keras pada anak justru dapat berpengaruh pada mental dan juga perilaku anak di masa depan.
Pola asuh yang satu ini dapat membuat anak merasa cemas, rendah diri, depresi, hingga membuat anak menjadi pemberontak dan juga pembohong karena terlalu dikekang.
BACA JUGA:6 Ciri Orang Tua Strict Parents, Salah Satunya Punya Banyak Tuntutan
Oleh sebab itu, dalam istilah modern hal ini dikenal juga dengan sebutan strict parents.
2. Permissive Parenting (Pola Asuh Permisif)
Selain pola asuh otoriter, ada pula permisisive parwnting yang cenderung menetapkan sedikit aturan pada anak sehingga berbanding terbalik dengan tipe sebelumnya.
Pada pola asuh yang satu ini, orang tua akan menunjukkan rasa sayang yang tinggi pada anak dan jarang mendisiplinkan anak.
BACA JUGA:5 Dampak Negatif Strict Parents, Salah Satunya Bikin Anak Sulit Ekspresikan Diri
Oleh sebab itu, kelak anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini cenderung menjadi anak yang manja.
Namun sisi positifnya, anak dapat menjadi lebih mandiri serta dapat menyelesaikan masalahnya sendiri lantaran orang tua memberikan kebebasan dan tidak terlalu mengontrol anaknya dalam bersikap.