BETVNEWS - Berikut beberapa tradisi unik di Indonesia ketika perayaan Idul Adha, ada Meugang di Aceh hingga Abda’u di Maluku Tengah yuk simak ulasan selengkapnya di sini.
Idul Adha ditandai dengan penyembelihan hewan kurban yang dagingnya kemudaian dibagikan kepada fakir miskin. Idul Adha juga dikatakan sebagai hari perayaan yang dilakukan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas rizki dan nikmat yang diberikannya.
Setiap daerah memiliki tradisi dan kebiasaan yang unik setiap hari Idul Adha, ada yang makan daging bersama-sama, ada yang berbagai hasil panen, hingga tradisi menggending hewan yang akan dikurbankan.
BACA JUGA:Sambut Idul Adha dengan 7 Outfit Muslimah Ini, Kaftan Paling Direkomendasikan
Tradisi Idul Adha dilakukan rutin setiap tahun di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu tradisi Idul Adha di Indonesia yang unik dan penuh makna adalah Meugang di Aceh.
Tradisi ini dilakukan tidak lain untuk menyampaikan rasa syukur masyarakat Aceh terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT.
Selain itu, tradisi yang dilakukan masyarakat semarang juga tidak kalah unik yakni apitan, sama seperti meugang Aceh tradisi ini juga diperingati sebagai rasa syukur umat muslim terhadap rezeki yang diberikan Allah SWT.
Tidak hanya itu, masih ada banyak tradisi unik dan penuh makna dihari Idul Adha seperti Gamelan Sekaten di Surakarta, Grebeg Gunungan di Yogyakarta, Manten Sapi di Pasuruan, Ngejot di Bali, hingga Abda’u di Maluku Tengah.
Melansir dari traveloka.com, berikut tradisi unik Idul Adha di Indonesia:
BACA JUGA:5 Resep Olahan Daging yang Empuk dan Lezat, Rekomendasi untuk Hidangan Idul Adha
1. Meugang di Aceh
Tradisi unik Idul Adha yang pertama adalah Meugang di Aceh. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk syukur masyarakat Aceh kepada Allah SWT.
Tradisi ini dilakukan dengan memasak dging kemudian dimakan bersama kelurga dan kerabat terdekat. Sesuai dengan namanya adalah lebaran kurbanm jadi masyarakat Aceh makan daging bersama-sama untuk memeriyahkan perayaan Idul Adha.
Sama seperti Idul Adha pada umumnya, tradisi ini diawali dengan pemotongan hewan kurban kemudian daging hewan yang disembelih dibagikan kepada warga sekitar dan fakir miskin.
Selain itu, tidak jarang warga Aceh yang membeli sendiri daging kurban di pasar kemudian dimasak dan dinikmati bersama dengan sanak saudara.