BACA JUGA:Idul Adha Sebentar Lagi, Ini 4 Cara Bikin Daging Kurban Tahan Lama
2. Apitan di Semarang
Tradisi Idul Adha di Indonesia berikutnya Apitan, sama seprti tradisi yang dilakukan warga Aceh, orang Semarang juga melakukan tradisi Apitan sebagai bentuk rasa syukur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT.
Tradisi ini diperingati dengan melakukan doa dan arak-arakan hasil pertanian dan perternakan warga Semarang itu sendiri.
Tidak sampai di sana, tradisi Apitan yang dilakukan oleh warga semarang akan diakhiri dengan perebutan hasil pertanian dan perternakan yang diarak.
Namun disarankan untuk tetap hati-hati dan menjaga harak aman supaya tidak terluka jika ingin mengikuti tradisi ini.
BACA JUGA:Wajib Hidangkan 7 Menu Ini saat Idul Adha, Salah Satunya Nasi Kebuli Kambing, Pernah Coba?
3. Gamelan Sekaten di Surakarta
Tradisi Idul Adha di Indonesia selanjutnya adalah gamelan sekaten di Surakarta. Kebiasan ini dilakukan setahun sekali setiap Idul Adha dengan memainkan alat musik gamelan di malam Idul Adha.
Masyarakat Surakarta juga mengadakan kegiatan ini ketika Idul Fitri dan Maulid Nabi. Pada saat kegiatan berlangsung wrga yang menyaksikan akan mengunyah kinang dengan makna agar berumur panjang sehingga bisa menyaksikan gamelan sekaten di tahun-tahun berikutnya.
4. Grebeg Gunungan di Yogyakarta
Selain gamelan di Surakarta, masyarakat Yogyakarta juga memiliki tradisi unik tersendiri ketika Idul Adha yakni Grebeg Gunungan.
BACA JUGA:Penuhi Kebutuhan Masyarakat Jelang Idul Adha, Pemkab Bengkulu Utara Gelar Gerakan Pangan Murah
Tradisi ini dilakukan dengan mengarak gunungan hasil tani yang kemudian diperbutkan oleh warga sekitar yang menonton.
Dikatakan ada setidaknya 7 gunungan yang tersusun yakni mulai dari berawal dari halaman keraton Jogja hijgga alun-alun utara dan Masjid Gede Kauman.
Tidak hanya itu, dipercayai bahwa siapapun yang berhasil mendapatkan hasil bumi yang diarak dalam bentuk gunungan utuh makan akan mendapatkan keberkahan.