BENGKULU, BETVNEWS - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Bengkulu, Syarifudin mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap program 1 Desa 1 tenaga kerja luar negeri atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Hal ini dilakukan dengan pendataan jumlah capai hingga tahun 2024 ini.
BACA JUGA:Polresta Bengkulu Ringkus Jaringan Narkoba Lintas Provinsi, 6 Kg Ganja dari Padang Diamankan
"Sesuai dengan Renstra (rencana strategis) atau janji pak Rohidin Mersyah dan Rosjonsyah saat kampanye 1 desa 1 tenaga kerja luar negeri akan kami dilakukan pendataan berapa jumlahnya dari Bengkulu," ucap Syarif, Kamis 11 Juli 2024.
BACA JUGA:Program 'Jebol Ya Mas' Milik Puskesmas Anggut Atas Viral di Medsos, Kapus Angkat Bicara
Lebih lanjut, Syarif menyampaikan, TKI atau yang dikenal juga sebutan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berkerja ke luar negeri asal Bengkulu pendataan sementara jumlah sekitar 800 TKI.
"Rekapan kita saat ini di posisi jumlah sekitar 800 orang. Dan ini mau kita lanjutkan karena sangat bermanfaat kepada masyarakat mau desa untuk meningkatkan ekonomi keluarga," ujarnya.
BACA JUGA:DLH Kota Bengkulu Turunkan 50 Personel Penanganan Sampah Selama Festival Tabut
Ia menjelaskan, program ini di awal tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dengan estimasi bekerja di luar negeri dengan gaji Rp15 juta sampai Rp30 juta.
"Kalau 1 orang anggota keluarga bekerja dengan estimasi gaji Rp15 juta sampai Rp30 juta maka minimal dia bisa mengirimkan uang Rp5 juta ke keluarga yang di Bengkulu. Dengan begitu kita berharap bisa membantu ekonomi keluarga," terang Syarif.
BACA JUGA:Bank Bengkulu Buka Booth di Festival Tabut, Edukasi soal Rupiah hingga Sediakan Minuman Rp1
Selain itu, program ini juga menimalisir TKI ilegal karena dalam waktu dekat, kata Syarif pihaknya akan mendirikan posko BP2MI di Provinsi Bengkulu. Saat ini dalam proses MoU dan setelah tanda tangan sudah bisa beroperasi.
"BP2MI yang saat di Pelembang akan kota diri di Bengkulu untuk meningkat pelayanan kepada masyarakat yang ingin berkerja ke luar negeri," sampai Syarif. (Ilham)