BENGKULU, BETVNEWS - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mengimbau masyarakat khususnya anak muda untuk menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit gagal ginjal yang akhirnya bisa berimbas pada aktivitas cuci darah (Hemodialisis).
Hal ini setelah didapatinya kasus pasien berumur 18 tahun yang harus melakukan terapi cuci darah di Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Partai Gerindra Beri Sinyal Dukungan untuk Helmi Hasan dan Mian di Pilgub Bengkulu 2024
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani, SKM, MM, mengatakan fenomena cuci darah dialami dialami anak muda ini disebabkan oleh pergeseran teknologi dan gaya hidup.
Menurutnya, hal tersebut ternyata juga membawa dampak negatif khususnya di bidang kesehatan.
BACA JUGA:PAN dan PKS Berbeda dalam Mekanisme Penentuan Pimpinan DPRD Kota Bengkulu
"Misalnya yang sering diucapkan oleh generasi milenial dan generasi Z yakni mager atau malas gerak. Lalu konsumsi makanan dan minuman fast food atau siap saji," kata Joni Haryadi Thabrani.
BACA JUGA:Mantan Gubernur Agusrin Dukung Rohidin Mersyah di Pilgub Bengkulu 2024
Padahal, kata Joni, beberapa dekade yang lalu penyakit gangguan ginjal akut umumnya diidap oleh orang berumur atau lansia.
Kurang aktivitas gerak, kurang minum air putih, lalu sering minum minuman berkarbonasi tinggi.
BACA JUGA:Samsu Amanah Sebut Bertanding Fair Play, Tidak Perlu Saling Jegal di Pilgub Bengkulu 2024
"Kemudian makan makanan fast food seperti ayam yang disuntik hormon pembesar, ikan dan daging sapi yang mengandung formalin sangat membahayakan bagi kesehatan ginjal," jelasnya.
Sebab organ ginjal berfungsi untuk sebagai filter makanan dan minuman yang akan diserap oleh tubuh.
BACA JUGA:Disnaker Kota Bengkulu Gandeng UMB Gelar Job Fair, Target Buka 1.000 Lowongan Kerja
Tambah Joni, yang juga perlu diwaspadai adalah penggunaan obat dalam jumlah banyak dan terlalu lama juga berpotensi menambah beban kerja ginjal.