Selain CBT, terapi lainnya seperti terapi penerimaan dan komitmen (ACT) dan terapi interpersonal (IPT) juga bisa bermanfaat.
ACT ini berfokus pada membantu individu menerima perasaan mereka dan berkomitmen untuk tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka, sedangkan IPT fokus pada memperbaiki hubungan interpersonal yang mungkin memperburuk gejala kecemasan.
BACA JUGA:9 Manfaat Jeruk Nipis untuk Kesehatan, Salah Satunya Bantu Cegah Batu Ginjal, Cek yang Lain di Sini
BACA JUGA:PGRI Seluma Tegaskan Seluruh Jajaran Agar Jaga Netralitas Jelang Pilkada Serentak 2024
2. Penggunaan Obat
Selain melalui terapi, obat-obatan juga bisa menjadi bagian penting dari pengobatan gangguan kecemasan, terutama ketika gejala tidak dapat dikendalikan hanya dengan terapi.
Obat yang sering digunakan dalam mengobati anxiety ini meliputi antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) dan serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs), yang dapat membantu menyeimbangkan bahan kimia otak yang mempengaruhi suasana hati dan kecemasan.
Selain itu, obat penenang seperti benzodiazepine, juga dapat digunakan untuk jangka pendek untuk mengatasi gejala kecemasan yang sangat parah.
Namun, penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter untuk memastikan dosis yang tepat dan meminimalkan risiko efek samping atau ketergantungan.
Oleh sebab itu diskusi yang mendalam dengan profesional medis mengenai manfaat dan risiko obat-obatan sangat penting untuk menentukan pilihan yang tepat.
BACA JUGA:KPU Seluma Tetapkan 374 TPS di Pilkada 2024, Maksimal 800 Pemilih per TPS
BACA JUGA:BP2MI Resmi Membuka Kantor Perwakilan di Bengkulu, Siap Fasilitasi Kerja ke 3 Negara
3. Teknik Relaksasi
--(Sumber : iStockPhoto)
Teknik relaksasi juga dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dengan menenangkan pikiran dan tubuh. Teknik ini termasuk meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dalam.
Meditasi, terutama mindfulness,m dapat membantu seseorang fokus pada saat ini dan mengurangi kekhawatiran yang berlebihan.